Wacana Munaslub Partai Golkar disebut imbas manuver Airlangga Hartarto agar bisa terpilih menjadi ketua umum periode berikutnya. Berita tersebut menunjukkan adanya perpecahan di internal Partai Golkar yang disebabkan oleh adanya wacana Munaslub. Hal ini menunjukkan bahwa ada ketidakpuasan di kalangan partai terhadap kinerja dan kepemimpinan Airlangga Hartarto sebagai ketua umum Golkar. Faktor yang menyebabkan munculnya wacana Munaslub tersebut bisa jadi dipicu oleh ketidakpuasan anggota partai terhadap kebijakan dan strategi yang diambil oleh Airlangga dalam memimpin partai. Selain itu, adanya kepentingan politik dan persaingan internal di dalam partai juga bisa menjadi penyebab munculnya wacana Munaslub. Perpecahan di internal sebuah partai politik merupakan hal yang tidak menguntungkan bagi partai itu sendiri. Hal ini dapat melemahkan solidaritas dan kesatuan partai dalam menghadapi tantangan politik yang ada. Oleh karena itu, penting bagi Golkar untuk segera menyelesaikan konflik internal yang ada dan menemukan solusi yang terbaik untuk memulihkan kekuatan dan unity partai. Sebagai ketua umum, Airlangga Hartarto perlu mendengarkan suara-suara kritik dari anggota partai dan menjalin komunikasi yang baik untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Transparansi dan akuntabilitas dalam kepemimpinan juga akan membantu memperkuat legitimasi dan kepercayaan anggota partai terhadap pimpinan partai. Munaslub sendiri adalah mekanisme internal partai untuk memberikan kesempatan kepada anggota partai untuk mengevaluasi kinerja dan kepemimpinan partai. Jika Munaslub dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan mekanisme yang ada, maka hal tersebut bisa menjadi langkah positif untuk memperkuat demokrasi internal partai dan mendapatkan legitimasi yang kuat dari anggota partai. Dengan demikian, penting bagi Partai Golkar untuk menemukan solusi terbaik dalam menangani perpecahan internal yang ada dan memastikan bahwa keputusan yang diambil selalu berdasarkan musyawarah dan kepentingan bersama demi keberlangsungan partai ke depan.