Cak Imin juga menilai, alangkah baiknya jika PKB dan PBNU duduk bareng dan ngopi bersama dengan niat yang baik. Menurut saya, pernyataan yang disampaikan oleh Cak Imin kepada PBNU menunjukkan sikap penuh hormat dan kesopanan dari seorang pemimpin. Sikap seperti ini seharusnya menjadi teladan bagi kita semua, terlebih di zaman yang seringkali dipenuhi dengan ketegangan dan konflik. Dengan memulai komunikasi dengan sikap sopan dan menghargai, kita dapat menciptakan dialog yang lebih harmonis dan produktif. Selain itu, sikap segan yang ditunjukkan oleh Cak Imin juga menunjukkan rasa hormat dan pengakuan terhadap keberadaan dan peran PBNU dalam masyarakat. Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, PBNU memiliki pengaruh yang besar dalam menjaga kerukunan dan toleransi antar umat beragama. Sikap segan ini juga dapat diartikan sebagai bentuk penyerahan diri atas kebijaksanaan dan otoritas PBNU dalam mengambil keputusan yang terkait dengan masalah umat dan agama. Dengan adanya pertemuan antara Cak Imin dan PBNU, diharapkan dapat terjalin kerjasama yang baik antara NU dan partai politik. Sebagai organisasi Islam yang besar, NU dapat memberikan pandangan dan masukan yang berharga dalam pembentukan kebijakan yang berkaitan dengan umat Islam dan masyarakat luas. Kerjasama yang baik antara NU dan partai politik juga dapat membawa dampak positif dalam memperkuat kerukunan dan persatuan antar umat beragama di Indonesia. Namun, tentu saja kita juga perlu melihat lebih jauh apakah sikap sopan dan segan yang ditunjukkan oleh Cak Imin hanya sekadar retorika atau benar-benar akan diwujudkan dalam tindakan dan kebijakan yang nyata. Kita perlu melihat apakah pertemuan ini hanya sebatas seremonial semata atau akan diikuti dengan langkah konkret yang dapat membawa manfaat bagi masyarakat. Semoga kerjasama antara Cak Imin dan PBNU dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi kemajuan bangsa dan negara ini.