Dalam Muktamar VI di Bali, Abdul Muhaimin Iskandar kembali terpilih sebagai Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) periode 2024-2029. Tanggapan saya terhadap berita yang menyebutkan bahwa Muhaimin Iskandar atau yang akrab disapa Cak Imin kembali terpilih sebagai Ketua Umum PKB secara aklamasi adalah tidaklah mengejutkan. Sebagai salah satu partai yang tergabung dalam koalisi pemerintahan, PKB merupakan partai yang memiliki basis massa yang cukup kuat, terutama di kalangan masyarakat yang beragama Islam. Oleh karena itu, proses pemilihan secara aklamasi ini bisa dianggap sebagai wujud dukungan yang kuat dari para kader dan pengurus partai terhadap kepemimpinan Cak Imin. Selain itu, terpilihnya kembali Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB juga menunjukkan bahwa partai tersebut masih percaya dan mengapresiasi kepemimpinan beliau dalam mengemban tugas-tugas partai. Sebagai salah satu partai politik yang sudah cukup lama eksis di Indonesia, PKB tentu memiliki banyak tantangan dan dinamika internal yang harus dihadapi. Dengan terpilihnya kembali Cak Imin, diharapkan akan memperkuat kestabilan dan keberlanjutan partai dalam menyongsong berbagai perubahan politik yang akan datang. Namun, di sisi lain, terpilihnya kembali Cak Imin secara aklamasi juga menimbulkan pertanyaan mengenai demokrasi internal dalam partai itu sendiri. Meskipun saat ini hal tersebut dianggap sebagai tanda kesatuan dan dukungan yang kuat terhadap kepemimpinan Cak Imin, namun proses pemilihan yang tidak melalui mekanisme demokratis yang sebenarnya juga bisa menimbulkan keraguan dan kritik dari pihak-pihak yang menilai bahwa proses tersebut kurang transparan dan partisipatif. Sebagai Ketua Umum PKB yang baru terpilih kembali, diharapkan Cak Imin mampu menjaga dan meningkatkan kinerja partai dalam memperjuangkan kepentingan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di bawah naungan partai tersebut. Selain itu, diharapkan juga kepemimpinan Cak Imin dapat membawa partai menuju arah yang lebih baik, memperkuat basis massa, serta mewujudkan visi dan misi partai dalam membangun bangsa ini. Dengan demikian, terpilihnya kembali Cak Imin sebagai Ketua Umum PKB adalah sebuah keputusan yang menjadi hak prerogatif dari kader-kader partai. Namun, penting bagi PKB untuk tetap memperhatikan prinsip-prinsip demokrasi internal dalam menjalankan proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan kepemimpinan partai. Semoga dengan kepemimpinan yang baru ini, PKB dapat semakin kokoh dan berdaya saing dalam menghadapi perubahan politik yang terus berkembang di Tanah Air.