Diviayu Catur Wulandari adalah Puteri Indonesia 2018 asal Sulawesi Tenggara pengkritik Erina Gudono soal makan roti 400 ribu sebagai orang miskin. Saya merasa bahwa berita mengenai Diviayu Catur Wulandari yang menyebut pengkritik Erina Gudono makan roti 400 ribu orang miskin merupakan suatu pernyataan yang sangat tidak pantas. Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi, terutama di ruang publik dimana seharusnya dijaga keberlangsungan dialog yang sehat dan beradab. Menghina atau merendahkan lawan bicara dengan menyebutkan jumlah makanan yang seharusnya bisa diberikan kepada orang miskin adalah tindakan yang tidak etis dan tidak dibenarkan. Sebagai tokoh masyarakat atau siapapun yang berada dalam posisi publik seharusnya dapat mengontrol ucapannya dengan bijak. Menggunakan argumen personal yang bersifat merendahkan hanya akan memperkeruh suasana dan tidak membawa manfaat apapun dalam diskusi yang sedang berlangsung. Lebih baik fokus pada substansi perdebatan dan menjaga sikap yang elegan dalam berkomunikasi. Selain itu, ketika menyebutkan hal-hal yang sensitif seperti jumlah makanan yang bisa dimakan oleh orang miskin, sebaiknya dilakukan dengan hati-hati dan didukung dengan data yang valid. Mengeluarkan angka-angka tanpa dasar yang jelas hanya akan memperkeruh situasi dan tidak menyelesaikan masalah dengan baik. Sebagai masyarakat yang baik, seharusnya kita mengedepankan sikap saling menghormati dan berdiskusi secara beradab. Saya berharap bahwa kedepannya, para tokoh masyarakat maupun siapapun yang berada dalam posisi publik dapat lebih bijak dalam menyampaikan pendapat dan kritik. Menyadari bahwa setiap individu memiliki pendapat yang berbeda-beda dan hal tersebut adalah hal yang wajar dalam sebuah demokrasi. Dengan saling menghargai pendapat orang lain, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan sejahtera.