Airin Rachmi Diany mengaku tak paham dengan keputusan Partai Golkar yang mendadak mengubah dukungan mengusung Andra Soni-Dimyati di Pilkada Banten. Tanggapan saya terhadap berita tersebut adalah bahwa itu menggambarkan situasi politik yang kompleks di Banten, terutama dalam konteks Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) yang akan segera dilaksanakan. Dalam politik, terutama di level regional seperti Pilkada, seringkali terjadi dinamika yang sulit dipahami oleh banyak pihak, termasuk oleh Airin Rachmi Diany yang merupakan salah satu tokoh politik di Banten. Pengusungan Andra Soni oleh Golkar dapat dianggap sebagai strategi politik yang mungkin tidak terduga oleh Airin Rachmi Diany, apalagi mengingat hubungan politik yang pernah terjalin antara mereka berdua. Namun, dalam politik, aliansi dan strategi bisa berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kepentingan dan dinamika politik yang ada. Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika Golkar akhirnya memutuskan untuk mendukung Andra Soni sebagai calon dalam Pilkada Banten. Saya melihat bahwa reaksi dari Airin Rachmi Diany yang menyatakan bahwa ia tidak memahami mengapa Golkar memilih untuk mengusung Andra Soni bisa dipahami sebagai kekecewaan dan ketidaksetujuan atas keputusan tersebut. Namun, dalam politik, terkadang kita harus bisa menerima keputusan dan strategi yang diambil oleh partai politik, meskipun tidak sesuai dengan harapan atau keinginan kita. Dalam konteks Pilkada Banten, tentu saja peta politik dan persepsi masyarakat akan berubah seiring dengan berjalannya waktu dan dinamika politik yang terjadi. Oleh karena itu, penting bagi setiap tokoh politik untuk selalu cerdas dalam membaca situasi dan selalu siap untuk beradaptasi dengan perubahan yang terjadi. Meskipun mungkin sulit dipahami pada awalnya, namun yang terbaik adalah tetap menjaga komunikasi yang baik dan menjaga hubungan yang harmonis dengan semua pihak, termasuk dengan partai politik yang memiliki keputusan yang berbeda.