Kedua mahasiswa yang berasal dari salah satu universitas swasta di Kota Makassar itu ditahan di Mapolrestabes Makassar. Saya sangat menyayangkan insiden demo di Makassar yang berujung ricuh hingga merusak mobil polisi. Kegiatan demonstrasi seharusnya berjalan secara damai dan tertib sebagai bentuk ekspresi kebebasan berpendapat. Namun, tindakan merusak fasilitas umum atau mengganggu ketertiban umum bukanlah cara yang tepat untuk menyuarakan aspirasi. Tindakan merusak mobil polisi serta merugikan fasilitas umum seperti ini jelas merugikan masyarakat luas. Selain itu, merusak fasilitas umum juga menunjukkan ketidakrasionalan dari pihak yang melakukan aksi demo tersebut. Menyampaikan pendapat seharusnya dilakukan dengan cara yang santun, damai, dan mengedepankan dialog sebagai langkah untuk mencapai solusi yang diinginkan. Keterlibatan dua mahasiswa sebagai tersangka dalam insiden demo ini juga patut disayangkan. Sebagai agen perubahan, mahasiswa seharusnya menjadi contoh dalam menyuarakan pendapat serta tindakan yang bertanggung jawab. Tindakan merusak atau melakukan kekerasan tidak akan membawa perubahan positif, namun justru akan menimbulkan kerugian dan konflik yang lebih besar. Pihak berwenang di Makassar perlu mengusut tuntas insiden ini dan menjatuhkan sanksi yang tepat kepada pelaku agar menjadi pembelajaran bagi semua pihak. Selain itu, pihak terkait juga perlu memperkuat dialog dan komunikasi dengan para mahasiswa maupun masyarakat dalam menyikapi isu-isu yang menjadi tuntutan dalam demo tersebut. Dengan demikian, diharapkan ke depannya aksi demo bisa berjalan secara damai dan tertib tanpa merugikan pihak lain. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa depan dan semua pihak dapat belajar dari insiden ini untuk bersikap lebih bijaksana dalam menyuarakan pendapat.