PDI-P sebenarnya sudah menemukan titik temu dengan mantan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan untuk diusung di Pilkada Jakarta 2024. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah bahwa upaya kerja sama antara PDI-P dan Anies Baswedan sebenarnya sudah mencapai titik temu, namun terkendala oleh dinamika internal di kedua pihak. Hal ini menunjukkan kompleksitas politik di Indonesia, di mana kesepakatan di tingkat pimpinan tidak selalu menjadi jaminan untuk menjalankan kerja sama di tingkat yang lebih rendah. Dinamika internal di PDI-P, sebagai partai yang memiliki kekuatan besar di tingkat nasional, tentu memiliki dampak yang signifikan dalam proses pengambilan keputusan. Adanya perbedaan pendapat di internal partai dapat mempengaruhi keputusan yang diambil oleh pimpinan partai, termasuk terkait kerja sama dengan Anies Baswedan. Selain itu, perbedaan pendapat dan dinamika internal juga dapat memunculkan konflik kepentingan di antara para elite partai. Hal ini dapat menghambat proses negosiasi dan menghambat tercapainya kesepakatan yang diharapkan. Meskipun demikian, penting bagi PDI-P dan Anies Baswedan untuk terus berusaha untuk menyelesaikan perbedaan dan mencari solusi yang memungkinkan untuk bekerja sama demi kepentingan yang lebih besar. Kerja sama antara partai politik dan pemerintahan sangatlah penting untuk memajukan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, diharapkan kedua belah pihak dapat menyelesaikan perbedaan mereka dan menemukan kesepakatan yang saling menguntungkan. PDI-P dan Anies Baswedan tentu memiliki potensi untuk bekerja sama secara konstruktif demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia.