Serma AAS bersama beberapa rekannya sesama anggota TNI diduga melakukan pengancaman dengan mengacungkan senjata api. Saya merasa prihatin dan kecewa atas kejadian yang menimpa Ketua Bappilu Gerindra di Sulsel yang menjadi korban teror rumah oleh oknum TNI. Sangat disayangkan bahwa kasus ini melibatkan seorang anggota TNI yang seharusnya menjadi penegak keamanan dan kedamaian di negara ini. Tentu saja, sangat disayangkan apabila motif dari oknum TNI tersebut belum diketahui hingga saat ini. Hal ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai apa yang sebenarnya menjadi latar belakang dari tindakan tersebut. Apakah ini terkait dengan politik, masalah pribadi, atau motif lain yang belum terungkap. Sebagai anggota TNI, seharusnya oknum tersebut memberikan contoh yang baik bagi masyarakat dalam menjaga keamanan dan ketertiban. Namun, tindakan teror rumah kepada seorang tokoh politik menunjukkan bahwa ada yang salah dalam mental dan sikap oknum tersebut. Saya berharap pihak berwenang segera mengungkap motif sebenarnya dari tindakan tersebut dan memberikan sanksi sesuai dengan hukum kepada oknum TNI yang terlibat. Kejadian seperti ini seharusnya tidak boleh terulang lagi agar keamanan dan stabilitas di masyarakat tetap terjaga. Selain itu, kasus ini juga seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua bahwa tindakan kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah apapun. Sebagai masyarakat yang ingin hidup dalam keamanan dan kedamaian, kita harus menolak segala bentuk kekerasan dan mencari solusi yang damai dalam menyelesaikan perbedaan pendapat atau konflik. Semoga kasus ini segera diungkap dan pelakunya mendapat hukuman yang setimpal. Kita juga sebagai masyarakat harus turut serta dalam menjaga keamanan dan ketertiban, serta bersatu dalam menghadapi segala bentuk tindakan yang dapat mengganggu kedamaian di negara ini. Mari kita jadikan kejadian ini sebagai momentum untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan, serta mengecam segala bentuk kekerasan tanpa pandang bulu.