Jokowi membuka peluang merombak kabinet setelah Pramono Anung dan Tri Rismaharini mundur dari menteri Menurut saya, keputusan Pramono Anung dan Tri Rismaharini untuk mundur dari jabatan menteri adalah langkah yang patut diapresiasi. Mereka telah menunjukkan integritas dan tanggung jawab sebagai pejabat publik dengan mengakui kegagalan dalam menjalankan tugas mereka. Keputusan ini seharusnya menjadi contoh bagi pejabat lainnya untuk bertanggung jawab atas kinerja mereka. Selain itu, dengan adanya potensi reshuffle kabinet oleh Presiden Jokowi, ini bisa menjadi kesempatan untuk memperbaiki kinerja pemerintah dan menyegarkan komposisi kabinet. Reshuffle kabinet merupakan langkah yang wajar untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemerintahan, serta menyesuaikan dengan perkembangan kondisi saat ini. Namun, dalam melakukan reshuffle kabinet, Presiden Jokowi perlu selektif dalam menentukan calon-calon menteri baru. Proses seleksi harus dilakukan secara transparan dan objektif, dengan memperhatikan kompetensi, integritas, dan visi misi dari calon menteri yang bersangkutan. Hal ini penting agar kabinet yang baru dapat bekerja secara optimal untuk mewujudkan program-program pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Selain itu, ketika melakukan reshuffle kabinet, Presiden Jokowi juga perlu memperhatikan representasi dari berbagai elemen masyarakat, termasuk dari kalangan perempuan, pemuda, dan berbagai suku serta agama yang ada di Indonesia. Dengan demikian, kabinet yang baru nantinya dapat menggambarkan keberagaman dan inklusivitas dalam pemerintahan. Terakhir, diharapkan reshuffle kabinet ini dapat menjadi momentum untuk memperbaiki kualitas pelayanan publik, mempercepat pemulihan ekonomi, dan menjawab tantangan-tantangan yang dihadapi oleh bangsa ini. Semoga dengan susunan kabinet yang baru, pemerintahan Jokowi dapat semakin efektif dalam mengemban amanah rakyat dan menyejahterakan seluruh lapisan masyarakat.