Pungutan itu mewajibkan mahasiswa baru PPDS Undip membayar iuran makan selama 1 semester atau 6 bulan. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah sangat prihatin. Pendidikan harusnya menjadi hak bagi semua orang tanpa memandang latar belakang ekonomi. Mengetahui bahwa ada iuran sebesar Rp40 juta bagi mahasiswa semester 1 PPDS Anestesi di FK Undip tentu sangat memprihatinkan, mengingat biaya pendidikan yang semakin mahal saat ini. Dalam konteks ini, pemerintah seharusnya terus mengawasi praktik iuran mahal seperti ini yang seharusnya tidak seharusnya terjadi di dunia pendidikan. Pendidikan adalah hak asasi setiap individu dan harusnya tidak ada pungutan yang terlalu memberatkan mahasiswa, terutama yang baru memulai program studinya. Selain itu, keberadaan iuran sebesar Rp40 juta bagi mahasiswa semester 1 PPDS Anestesi juga dapat menjadi kendala bagi mereka yang tidak mampu secara finansial namun berminat untuk mengambil program studi tersebut. Hal ini dapat menyebabkan kesenjangan akses pendidikan dan membatasi kesempatan bagi mahasiswa yang berpotensi untuk mengambil jalur tersebut. Saya juga berharap agar perguruan tinggi, khususnya Fakultas Kedokteran, dapat mencari solusi terbaik dalam menangani masalah biaya pendidikan yang semakin meningkat. Perguruan tinggi seharusnya memastikan bahwa pendidikan yang mereka berikan dapat diakses oleh semua kalangan tanpa adanya hambatan finansial yang berarti. Terakhir, transparansi dalam pungutan biaya pendidikan juga perlu ditingkatkan. Mahasiswa dan orang tua harus diberikan informasi yang jelas mengenai biaya pendidikan yang mereka keluarkan, sehingga mereka tidak merasa dirugikan atau terkejut dengan jumlah iuran yang harus mereka bayar. Semoga ke depannya, praktik pungutan biaya yang memberatkan mahasiswa dapat diminimalisir demi terwujudnya sistem pendidikan yang lebih inklusif dan merata.