Tujuh dari 48 polisi yang diperiksa Propam Polda Sulbar diduga terlibat melakukan pelanggaran kode etik, penganiayaan di sel. Saya merasa sangat prihatin dan terkejut dengan berita ini. Kematian seorang tahanan dalam tahanan polisi seharusnya tidak pernah terjadi, dan selayaknya harus diselidiki dengan menyeluruh. Lebih lagi, jika memang terbukti ada kesalahan atau kelalaian dari pihak kepolisian yang menyebabkan kematian tahanan, maka sanksi yang diberikan haruslah seberat mungkin. Ancaman pemecatan tidak hormat terhadap 7 polisi yang terlibat dalam insiden ini merupakan langkah yang tepat dari pihak kepolisian. Hal ini menunjukkan bahwa pihak kepolisian serius dalam menangani kasus ini dan tidak akan mentolerir oknum-oknum yang bertindak di luar batas. Tindakan seperti ini diharapkan dapat menjadi pembelajaran bagi anggota kepolisian lainnya agar tidak sembarangan dalam melakukan tugasnya. Selain itu, penting juga untuk meninjau kembali sistem dan prosedur yang ada dalam penanganan tahanan di kantor polisi. Diperlukan perbaikan dalam hal pengawasan dan penegakan disiplin anggota kepolisian agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Kesejahteraan tahanan juga merupakan hal yang tidak boleh diabaikan, sehingga perlu dipastikan bahwa hak-hak mereka dijamin dan mereka diperlakukan dengan manusiawi. Saya berharap pihak berwenang dapat menyelidiki kasus ini secara tuntas dan transparan, serta memberikan keadilan bagi keluarga korban. Semua pihak harus bekerja sama untuk mencegah terjadinya kejadian serupa di kemudian hari. Kepolisian harus menjadi institusi yang dipercaya oleh masyarakat untuk melindungi dan memberikan keadilan bagi seluruh warga negara.