Peristiwa ini terjadi setelah terdengar ledakan yang diduga dari dalam kantor DPP PBB. Berita tentang insiden di kantor DPP PBB di Pancoran yang menimbulkan kepanikan dan orang-orang berhamburan sangat mengkhawatirkan. Kita harus mengutuk tindakan kekerasan seperti itu yang dapat membahayakan nyawa orang lain dan menciptakan ketakutan yang tidak perlu. Keamanan kantor-kantor pemerintah dan organisasi internasional harus dijaga dengan baik untuk mencegah insiden serupa terjadi di masa depan. Saksi yang mengatakan ada ledakan di kantor tersebut menunjukkan tingkat keparahan dari insiden tersebut. Kejadian seperti ini harus segera ditangani oleh pihak yang berwenang untuk mengidentifikasi penyebab ledakan dan mengambil langkah-langkah pencegahan agar tidak terulang lagi di kemudian hari. Tindakan cepat dan tegas diperlukan untuk memastikan keamanan dan ketertiban di sekitar area kantor DPP PBB tersebut. Tindakan seperti ini juga dapat merusak citra negara di mata dunia internasional. Sebagai tuan rumah untuk kantor DPP PBB, Indonesia harus menjaga keamanan dan keselamatan para pejabat dan staf yang bekerja di sana. Insiden ini juga dapat membahayakan hubungan diplomatik antara Indonesia dengan negara-negara lain yang terkait dengan PBB. Penting bagi pihak berwenang untuk segera melakukan penyelidikan mendalam atas insiden ini dan menangkap pelaku yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Tanpa adanya hukuman yang tegas bagi pelaku, kejadian serupa dapat terulang dan mengancam keamanan masyarakat luas. Kita harus bersama-sama menolak segala bentuk kekerasan dan mengedepankan dialog dan perdamaian dalam menyelesaikan konflik. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan keamanan dan keselamatan di lingkungan sekitar. Kita harus saling mendukung dan bekerja sama dalam mencegah tindakan kekerasan yang dapat merugikan banyak orang. Semoga para korban insiden ini segera mendapatkan perlindungan dan pemulihan serta dapat kembali beraktivitas dengan aman di kantor mereka.