Dalam kesempatan yang sama, Marcos Jr menyatakan yakin di bawah kepemimpinan Prabowo hubungan bilateral Indonesia-Filipina bakal semakin kuat. Tentu saya merasa prihatin dengan berita yang menyebutkan bahwa Prabowo Subianto telah bertemu dengan Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr. Meskipun silaturahmi antarnegara adalah hal yang wajar dilakukan, namun kedekatan antara Prabowo dan Marcos Jr menuai pro dan kontra di mata masyarakat. Ferdinand Marcos Jr sendiri adalah anak dari mantan diktator Filipina Ferdinand Marcos yang dikenal karena kekuasaannya yang otoriter dan pelanggaran HAM yang dilakukannya. Oleh karena itu, menjalin hubungan yang terlalu dekat dengan keluarga Marcos tentu memancing polemik di kalangan masyarakat Indonesia. Selain itu, pertemuan antara Prabowo dan Marcos Jr juga menimbulkan pertanyaan mengenai motif di balik silaturahmi tersebut. Apakah kunjungan tersebut hanya didasari atas hubungan diplomatik antarnegara atau ada agenda-agenda tersembunyi yang ingin dikejar oleh Prabowo? Hal ini perlu dipertanyakan mengingat hubungan antara Indonesia dan Filipina seharusnya berlandaskan nilai-nilai demokrasi dan kebebasan, serta menghormati penegakan HAM. Selain itu, perlu juga dicermati dampak dari pertemuan tersebut terhadap hubungan kedua negara serta masyarakatnya. Karena percakapan dan kesepakatan yang terjadi dalam pertemuan tersebut dapat berdampak pada kerjasama antarnegara kedepannya. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah Indonesia untuk dapat menjelaskan tujuan sebenarnya dari pertemuan tersebut agar tidak menimbulkan spekulasi negatif di masyarakat. Diharapkan kedepannya, pertemuan antara pejabat negara dilakukan dengan transparan dan menjunjung tinggi prinsip-prinsip demokrasi serta penegakan HAM. Sebagai seorang calon pemimpin bangsa, seharusnya Prabowo dapat memperhatikan reputasi dan integritas negara dalam menjalin hubungan dengan negara lain. Semoga hubungan antara Indonesia dan Filipina tetap berjalan dengan baik dan tidak terpengaruh oleh pertemuan yang kontroversial ini.