Selama tiga bulan terakhir, Fajri berhasil mengantongi omzet Rp 200 juta hingga Rp 300 juta per bulan. Saya sangat prihatin dengan berita ini, karena judi online merupakan aktivitas ilegal yang merugikan banyak pihak. Hal ini sangat tidak etis bagi seseorang untuk mengambil keuntungan dari praktik ilegal dan tidak bermoral seperti ini. Fajri seharusnya tidak menjalankan bisnis yang merugikan masyarakat dan merusak moralitas di lingkungan sekitarnya. Selain itu, tindakan Fajri untuk melaporkan kegiatan judi online yang diamalkan ke bosnya di Kamboja merupakan langkah yang tidak etis. Seharusnya, Fajri lebih bijak dalam menyelesaikan masalah ini dengan menghentikan aktivitas judi online tersebut daripada melaporkannya ke orang lain. Peran Fajri sebagai seorang wirausaha seharusnya dipergunakan untuk kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi masyarakat. Mengelola bisnis judi online hanya akan memberikan dampak negatif bagi masyarakat dan dapat merusak hubungan sosial di sekitarnya. Saya berharap Fajri dapat mempertimbangkan kembali bisnis yang dijalankan, dan beralih ke usaha yang lebih positif dan sesuai dengan hukum yang berlaku. Juga, sebaiknya Fajri tidak melibatkan orang lain dalam aktivitas ilegalnya, karena hal tersebut dapat merugikan banyak pihak dan dapat mencoreng nama baik orang lain. Dalam kondisi seperti ini, pemerintah juga seharusnya lebih aktif dalam mengawasi dan memberantas praktik perjudian online di Indonesia. Langkah pencegahan yang lebih tegas perlu diterapkan untuk mencegah aktivitas perjudian online semakin merajalela di masyarakat. Terakhir, kita sebagai masyarakat juga berperan penting dalam memberikan edukasi dan sosialisasi tentang bahaya perjudian online, agar tidak ada lagi orang-orang yang terjerumus ke dalam praktik ilegal ini. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa depan dan kita semua dapat berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan moral.