Seminggu lebih pasca-penutupan PON XXI Aceh-Sumut, pembayaran honor Palpel terlambat. Kendala teknis jadi alasan. Berita mengenai keterlambatan pembayaran honor Panitia Pelaksana (Panpel) PON XXI yang disebabkan oleh kendala teknis mencerminkan salah satu masalah yang sering dihadapi dalam penyelenggaraan acara besar, seperti PON. Keterlambatan ini bisa memiliki dampak yang signifikan, baik terhadap motivasi para panpel itu sendiri maupun terhadap citra penyelenggaraan acara olahraga besar lainnya di Indonesia. Kendala teknis dalam proses pembayaran sering kali berakar dari berbagai faktor, mulai dari masalah administratif, pengelolaan anggaran, hingga sistem teknologi informasi yang digunakan. Dalam kontek PON XXI, jika memang ada masalah dalam sistem pembayaran, hal ini menunjukkan perlunya evaluasi dan perbaikan di dalam manajemen keuangan dan proses administrasi yang terlibat. Pemerintah dan penyelenggara diharapkan dapat merespons masalah ini dengan cepat untuk memastikan bahwa hak-hak panpel terpenuhi. Selain itu, keterlambatan pembayaran dapat mempengaruhi semangat para panpel. Mereka yang bekerja keras dan berkorban waktu untuk menyukseskan acara seperti PON layak mendapatkan penghargaan dan imbalan yang tepat waktu. Keterlambatan ini bisa menciptakan demotivasi dan menurunkan solidaritas di antara anggota tim yang terlibat. Atas dasar ini, penting bagi penyelenggara untuk memberikan penjelasan yang jelas tentang apa yang terjadi dan langkah-langkah yang diambil untuk menyelesaikan masalah ini. Dalam jangka panjang, isu seperti ini dapat berpotensi memengaruhi kualitas penyelenggaraan acara olahraga di masa depan. Keterlambatan pembayaran dapat menjadi sinyal bagi calon panpel di acara-acara berikutnya untuk berpikir ulang sebelum terlibat, sehingga berpotensi mengurangi minat orang-orang berkualitas untuk menjadi panitia di acara olahraga besar. Oleh karena itu, langkah transparan dan bagian dari rencana pemulihan yang jelas dari penyelenggara sangat dibutuhkan untuk membangun kembali kepercayaan. Terakhir, terdapat kebutuhan untuk menciptakan sistem manajemen yang lebih baik dalam rangka menyelenggarakan acara berskala besar di Indonesia. Hal ini mencakup perencanaan yang matang, penguatan infrastruktur administrasi, serta pemanfaatan teknologi yang lebih baik untuk meminimalkan kendala teknis. Dengan demikian, kedepannya, diharapkan tidak akan ada lagi keterlambatan yang memengaruhi honor para panpel atau pihak lainnya yang terlibat, dan bisa berkontribusi terhadap suksesnya penyelenggaraan acara olahraga di Indonesia.