Sosok Guru Honorer yang Hukum Murid "Squat Jump" 100 Kali, Digaji Rp 500.000 Per Bulan, Ibu Tukang Cuci

1 October, 2024
6


Loading...
Ibu dari Guru Selly, Silalahi menjadi tulang punggung keluarga selama 10 tahun setelah sang suami meninggalkannya dan lima anak-anaknya.
Berita mengenai sosok guru honorer yang melakukan tindakan ekstrim terhadap muridnya dengan menghukum mereka melakukan squat jump sebanyak 100 kali merupakan hal yang sangat memprihatinkan. Tindakan tersebut tidak hanya menunjukkan kurangnya pemahaman mengenai metode pengajaran yang baik, tetapi juga mencerminkan masalah yang lebih besar dalam sistem pendidikan kita, terutama mengenai perlakuan terhadap guru honorer. Guru honorer sering kali dihadapkan pada situasi yang sulit. Dengan gaji yang rendah, seperti yang disebutkan dalam berita tersebut, ada kemungkinan mereka merasa tertekan dan tidak dihargai. Hal ini dapat mempengaruhi cara mereka berinteraksi dengan siswa. Meskipun ada banyak guru honorer yang berkomitmen dan berusaha memberikan yang terbaik untuk murid-muridnya, tindakan kekerasan atau hukuman fisik tidak dapat dibenarkan dalam kondisi apapun. Pendidikan seharusnya membangun rasa percaya diri dan sifat positif pada siswa, bukan malah membuat mereka merasa tertekan atau takut. Dalam konteks ini, perlu adanya perhatian dan dukungan lebih dari pemerintah dan lembaga pendidikan. Sistem untuk mendukung guru honorer, termasuk pelatihan, peningkatan gaji, dan penghargaan atas kerja keras yang mereka lakukan, sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat. Dengan memberikan guru honorer keahlian dan sumber daya yang memadai, mereka dapat belajar untuk mengatasi masalah dengan cara yang lebih positif dan konstruktif. Selain itu, guru juga harus diajarkan tentang pentingnya pendekatan yang bersahabat dan empatik dalam mendidik siswa. Menghukum siswa dengan cara fisik bukan hanya tidak mendidik, tetapi juga dapat berdampak negatif pada kesehatan mental mereka. Siswa yang mengalami hukuman fisik cenderung memiliki masalah dalam perkembangan emosional dan sosialnya. Oleh karena itu, pengembangan kurikulum yang menekankan pada pendidikan karakter dan metode pengajaran yang positif sangat penting. Kita juga perlu melihat peran orang tua dan komunitas dalam hal ini. Bimbingan dan dukungan dari lingkungan sekitar sangat berpengaruh pada perkembangan anak. Sebuah kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan komunitas dalam menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung sangatlah krusial. Dalam hal ini, dialog antara orang tua dengan guru sangat penting untuk mencapai pemahaman yang lebih baik. Akhirnya, berita ini seharusnya menjadi pemicu bagi kita semua untuk merenungkan bagaimana kita sebagai masyarakat dapat memperbaiki sistem pendidikan kita. Mendidik bukanlah sekadar menyampaikan ilmu, tetapi juga membentuk karakter dan kepribadian anak-anak kita. Dengan memberikan perhatian lebih kepada guru dan lingkungan pendidikan, kita dapat memastikan bahwa generasi mendatang tumbuh dalam suasana yang lebih baik dan lebih mendukung.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment