Sultan B Najamudin jadi Ketua DPD RI periode 2024-2029. Dia komisaris ASA Group yang membawahi usaha penjualan senjata, bahan peledak, dan tabung gas Berita mengenai profil Sultan Najamudin sebagai Ketua DPD RI yang melatarbelakangi pengalamannya sebagai pengusaha, terutama di bidang senjata dan servis AC keliling, menarik untuk dicermati. Hal ini menunjukkan bahwa individu yang memegang posisi penting di pemerintahan memiliki latar belakang yang beragam yang dapat memberikan perspektif unik terhadap kepemimpinan. Latar belakang pengusaha sering kali melahirkan jiwa inovatif dan kemampuan dalam memecahkan masalah, sehingga dapat berkontribusi positif dalam pembuatan kebijakan. Pengalaman Sultan Najamudin dalam dunia usaha, terutama di sektor yang cukup sensitif seperti senjata, memunculkan pertanyaan mengenai bagaimana ia akan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai Ketua DPD RI. Di satu sisi, pengalaman bisnisnya dapat memberinya wawasan yang lebih mendalam tentang industri dan ekonomi, tetapi di sisi lain, keterlibatannya di bidang senjata juga dapat menimbulkan kontroversi. Publik akan mengharapkan transparansi dan integritas dalam menjalankan ambisi politiknya, terutama dalam hal kepentingan yang mungkin bertentangan. Lebih jauh lagi, latar belakang Sultan yang pernah bergelut dalam servis AC keliling menunjukkan bahwa ia tidak hanya memahami dunia bisnis yang besar, tetapi juga aspek mikro dari ekonomi. Hal ini memberi sinyal bahwa ia memiliki fondasi yang kuat dalam memahami tantangan-tantangan yang dihadapi oleh pelaku usaha kecil dan menengah. Sebagai Ketua DPD RI, ia diharapkan dapat membawa suara masyarakat, terutama pelaku usaha kecil, dalam pengambilan kebijakan nasional sehingga pembangunan ekonomi dapat merata. Melihat peran DPD RI yang berfungsi sebagai representasi daerah, dengan Sultan Najamudin di posisinya, kita dapat berharap adanya perhatian lebih kepada masalah-masalah daerah. Ia bisa menjadi jembatan penghubung antara pemerintah pusat dan masyarakat lokal, memastikan bahwa kebijakan yang dibuat tidak hanya menguntungkan satu pihak, tetapi juga mempertimbangkan kebutuhan dan aspirasi masyarakat di daerah. Namun, tantangan yang dihadapi oleh Sultan Najamudin bukanlah hal yang mudah. Dengan latar belakang yang beragam, ia mesti mampu mengelola ekspektasi publik. Dalam perannya, keterbukaan dan akuntabilitas harus menjadi prioritas agar semua pihak merasa terwakili dengan baik. Dia perlu menunjukkan bahwa keberhasilannya dalam dunia bisnis tidak mempengaruhi integritas dan komitmennya terhadap masyarakat. Akhirnya, perjalanan Sultan Najamudin sebagai Ketua DPD RI adalah kesempatan yang baik untuk menguji kemampuan seorang pengusaha dalam dunia politik. Publik berharap bahwa dengan kemampuannya dan latar belakangnya, ia dapat memimpin dengan bijak serta mendorong perubahan positif di berbagai sektor. Dukungan masyarakat dan kolaborasi dengan stakeholder terkait akan menjadi kunci keberhasilannya dalam menjalankan amanah ini. Kita patut menyimak perkembangan yang akan terjadi dan bagaimana ia menavigasi tantangan-tantangan yang ada di depan.