Kepala Desa Semboro di Jember, Jatim, membubarkan senam kesehatan jasmani relawan pendukung cabup Hendy Siswanto karena tak ada izin. Berita mengenai tindakan Kepala Desa (Kades) di Jember yang membubarkan aksi senam relawan pendukung calon bupati (Cabup) Hendy menghadirkan dinamika politik lokal yang cukup menarik untuk dianalisis. Dalam konteks pemilihan kepala daerah, kegiatan-kegiatan yang terkait dengan dukungan terhadap calon tertentu sebenarnya adalah bentuk partisipasi politik masyarakat. Namun, tindakan Kades tersebut menunjukkan adanya ketegangan antara kepentingan politik lokal dan regulasi yang ada. Pihak yang membubarkan aksi senam tersebut biasanya berlandaskan pada alasan tertentu, seperti peraturan yang melarang kegiatan politik di tempat umum atau kemungkinan gangguan terhadap ketertiban umum. Namun, perlu dicermati apakah alasan yang diajukan tersebut sejalan dengan prinsip demokrasi yang memberikan ruang bagi masyarakat untuk mengekspresikan dukungannya terhadap calon yang mereka pilih. Tindakan pembubaran tanpa dialog yang konstruktif bisa menghadirkan kesan bahwa ada upaya untuk mengekang kebebasan berpendapat. Di sisi lain, pendukung Cabup Hendy yang merasa aksi senam mereka dibubarkan dapat mempertanyakan legitimasi tindakan Kades tersebut. Ini bisa menjadi peluang bagi mereka untuk melakukan advokasi lebih lanjut terkait hak-hak politik mereka. Selain itu, mereka juga bisa memperkuat ikatan dengan masyarakat lain yang mendukung calon tersebut, guna meningkatkan partisipasi dan kolektivitas dalam mendukung visi dan misi yang diusung. Dari sudut pandang pemerintahan, perlunya menjaga ketertiban umum adalah suatu hal yang penting. Namun, seharusnya ada ruang dialog antara pemerintah desa dan masyarakat. Ini penting untuk mendengarkan aspirasi dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan politik warga tanpa harus berujung pada pembubaran. Dialog yang baik bisa mengurangi ketegangan dan menciptakan suasana yang lebih kondusif bagi pelaksanaan pemilihan. Kejadian ini juga menyoroti peran media dalam memberitakan isu-isu politik lokal. Liputan yang berimbang dan mendalam sangat diperlukan untuk memberikan gambaran yang objektif mengenai situasi yang dihadapi. Termasuk di dalamnya adalah mendapatkan sudut pandang dari berbagai pihak, baik dari Kades, warga yang membubarkan, maupun kelompok pendukung Cabup Hendy. Dengan demikian, masyarakat umum dapat memahami konteks lebih luas dari peristiwa tersebut, dan tidak hanya terjebak pada satu sisi cerita. Akhirnya, kejadian ini mencerminkan pentingnya pemahaman terhadap hak-hak politik dan partisipasi warga dalam proses demokrasi. Pembubaran tanpa dialog menunjukkan adanya potensi konflik, namun juga dapat menjadi momentum bagi peningkatan kesadaran politik masyarakat. Oleh karena itu, baik pemerintah maupun masyarakat perlu bersama-sama menciptakan ruang yang aman dan kondusif untuk berdiskusi dan mengekspresikan pendapat mereka dalam kontestasi politik.