Temuan tengkorak di hutang Desa Sei Ahas, Kecamatan Mantangai, Kabupaten Kapuas, Provinsi Kalimantan Tengah membuat geger warga. Berita tentang penemuan seorang mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) yang hilang selama lima bulan dan ditemukan dalam kondisi mengenaskan sebagai tengkorak di hutan pasti mengejutkan dan menyedihkan bagi banyak orang. Kasus ini tidak hanya menyoroti tragedi yang harus dialami oleh keluarga dan teman-teman korban, tetapi juga menimbulkan sejumlah pertanyaan yang lebih luas mengenai keamanan, kesehatan mental, dan faktor lingkungan yang mungkin berkontribusi terhadap kejadian tersebut. Di satu sisi, berita semacam ini mengingatkan kita akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental seseorang. Hilangnya seseorang selama periode yang begitu lama tanpa adanya informasi jelas mengenai kondisinya dapat menunjukkan adanya masalah serius yang mungkin dialami, seperti depresi atau tekanan berat. Ini menekankan pentingnya dukungan sosial di sekitar individu yang tengah berjuang dengan masalah tersebut, serta perlunya edukasi yang lebih baik mengenai pentingnya kesehatan mental di kalangan mahasiswa dan masyarakat luas. Selain itu, kasus ini juga mengungkap isu-isu terkait keselamatan di lingkungan universitas dan sekitarnya. Apakah ada tindakan pencegahan yang cukup untuk menjaga keamanan mahasiswa? Apakah ada sistem pemantauan yang efektif untuk membantu mahasiswa yang berada dalam situasi berisiko? Pertanyaan-pertanyaan ini perlu mendapatkan perhatian dari pihak universitas dan pemerintah daerah untuk memastikan kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Tak kalah penting, penemuan tersebut juga bisa menjadi pengingat bahwa alam, meskipun indah, juga menyimpan bahaya. Bekal pengetahuan dan persiapan yang baik adalah kunci saat beraktivitas di luar ruangan. Kecelakaan bisa saja terjadi, dan bagaimana kita menghadapinya, mulai dari pencarian hingga penanganan, adalah hal yang seharusnya dipikirkan dengan serius. Pelajaran dari kejadian ini semestinya dapat menjadi motivasi untuk meningkatkan kesadaran terkait keselamatan saat berada di alam terbuka serta pentingnya memiliki rencana yang jelas saat melakukan kegiatan di area terpencil. Di satu sisi, penemuan yang tragis ini tentu saja melahirkan perasaan duka dan kehilangan yang mendalam, namun di sisi lain, dapat menjadi titik tolak bagi kita semua untuk mendalami isu-isu yang berkaitan dengan kesehatan mental, keselamatan mahasiswa, serta pencarian dan penanganan orang hilang. Harapannya, dari tragedi ini, kita bisa berinovasi dan berkolaborasi untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan peduli bagi semua anggota masyarakat.