Polisi menembak kaki empat pria pemilik 40 kg sabu saat penangkapan di Jalan Brigjen Katamso, Medan dan Jalan Besar Sibirubiru, Deli Serdang. Berita mengenai penembakan empat pengedar narkoba kelas kakap di Sumatera Utara dan penyitaan 40 kg sabu mencerminkan upaya serius aparat penegak hukum dalam memberantas peredaran narkoba di Indonesia. Masalah narkoba adalah isu krusial yang tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada kesehatan masyarakat, keamanan, dan stabilitas sosial. Dengan penangkapan dan tindakan tegas terhadap pengedar besar, diharapkan dapat mengurangi jumlah peredaran narkoba dan mengirimkan pesan yang jelas kepada para pelaku kejahatan bahwa tindakan mereka tidak akan ditoleransi. Penembakan ini tentu saja menimbulkan beragam opini di masyarakat. Sementara beberapa pihak mendukung tindakan tegas seperti itu, karena dapat mengatasi peredaran narkoba yang kian meresahkan, ada juga yang mempertanyakan aspek kemanusiaan dan prosedur penegakan hukum. Dalam konteks ini, penting untuk memastikan bahwa tindakan yang diambil oleh aparat keamanan tetap dalam koridor hukum yang berlaku, agar tidak terjadi penyalahgunaan wewenang yang dapat mencoreng citra institusi kepolisian. Penyitaan 40 kg sabu juga menunjukkan betapa besar ancaman yang dihadapi masyarakat terhadap narkoba. Angka tersebut tidak dapat dipandang remeh, karena dapat berpotensi merusak ribuan bahkan puluhan ribu generasi muda. Oleh karena itu, selain penegakan hukum yang tegas, perlu pula dilakukan pendekatan pencegahan melalui edukasi masyarakat mengenai bahaya narkoba. Pendidikan dan kesadaran masyarakat menjadi kunci dalam membangun ketahanan dan kepedulian terhadap masalah narkoba. Langkah selanjutnya yang perlu diambil oleh pemerintah adalah memperkuat kerja sama antara instansi terkait, seperti pihak berwenang, lembaga rehabilitasi, dan organisasi masyarakat sipil. Upaya terpadu dan kolaboratif ini dapat menciptakan sistem yang lebih baik dalam pemberantasan narkoba dan juga rehabilitasi bagi para pengguna. Selain itu, perlu adanya program-program yang efektif untuk mencegah peredaran narkoba, seperti meningkatkan lapangan kerja dan peluang pendidikan bagi generasi muda. Akhirnya, kita tidak boleh lupa bahwa kasus-kasus seperti ini memerlukan perhatian yang lebih dari sekadar pendekatan represif. Penanganan masalah narkoba harus bersifat komprehensif, termasuk penanaman nilai dan moral kepada masyarakat, serta penyediaan alternatif hidup yang lebih baik, terutama bagi kalangan yang rentan. Dengan menghadapi masalah narkoba secara holistik, kita dapat berharap untuk melihat perubahan yang lebih signifikan dalam upaya menciptakan masyarakat yang bebas dari ancaman narkoba.