Bahlil mengeklaim telah menjalankan seluruh proses studi sesuai dengan mekanisme yang berlaku di UI. Berita mengenai 'Dewan Guru Besar Investigasi Gelar Doktornya, Bahlil: Itu Urusan UI' menyoroti isu yang sensitif dan penting terkait akreditasi akademik dan integritas pendidikan tinggi di Indonesia. Bahlil Lahadalia, sebagai salah satu tokoh penting dalam pemerintahan, memiliki posisi yang mempengaruhi banyak orang. Ketika ada dugaan atau pertanyaan mengenai keabsahan gelar akademis yang dimilikinya, hal ini bisa menimbulkan dampak yang luas, bukan hanya terhadap citra pribadi Bahlil tetapi juga terhadap institusi yang mengeluarkan gelar tersebut. Pendidikan tinggi merupakan pilar penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Gelar doktor sering kali dianggap sebagai simbol keahlian dalam bidang tertentu, dan ini berimplikasi pada kepercayaan masyarakat terhadap individu tersebut ketika menjalankan tugas-tugas publik. Jika ada keraguan mengenai keabsahan gelar tersebut, bisa timbul reputasi yang buruk terhadapnya serta lembaga pendidikan yang berperan dalam pemberian gelar tersebut. Dalam konteks ini, penting bagi Univeristas Indonesia (UI) untuk melakukan klarifikasi dan investigasi secara transparan agar tidak menimbulkan spekulasi yang lebih besar di masyarakat. Di satu sisi, sikap Bahlil yang mengatakan "itu urusan UI" menunjukkan adanya ketidakberdayaan atau ketidakinikanan dalam menyikapi isu ini. Anggapannya bahwa isu tersebut sepenuhnya berada di ranah institusi akademik bisa dianggap sebagai penghindaran tanggung jawab. Sebagai seseorang yang berada di level pemerintahan, seharusnya dia bisa lebih aktif dalam menjelaskan dan mempertahankan kredibilitasnya sebagai seorang publik figur. Tentu saja, akuntabilitas seseorang yang menjabat di posisi strategis menjadi salah satu hal yang sangat diharapkan oleh masyarakat. Institusi pendidikan juga perlu menyadari bahwa pengawasan dan penegakan etika akademik itu sangat penting. Jika ada potensi pelanggaran atau ketidakakuratan dalam pengakuan gelar, tindakan disipliner dan investigasi harus dilakukan untuk menjaga integritas institusi tersebut. Dengan demikian, masyarakat akan tetap memiliki kepercayaan terhadap universitas dan lembaga pendidikan lainnya. Dalam dunia yang semakin kompetitif, kejelasan dan ketransparanan dalam pendidikan tinggi sangat diperlukan. Langkah-langkah yang diambil oleh UI dan pihak terkait lainnya dalam menyelesaikan masalah ini akan menjadi contoh bagi institusi lain di negara kita. Ketiadaan tindakan yang jelas dan cepat dapat menyebabkan stigma negatif tidak hanya kepada individu yang terlibat tetapi juga kepada lembaga secara keseluruhan. Oleh karena itu, penting untuk menanggapi isu ini dengan serius dan komunikasi yang terbuka serta jujur menjadi kunci. Pada akhirnya, isu ini bukan hanya sekadar tentang gelar akademik, tetapi juga tentang kepercayaan publik, akuntabilitas, dan komitmen terhadap standar pendidikan yang lebih tinggi di Indonesia. Situasi semacam ini memerlukan pemikiran yang jernih serta keputusan yang bijak dari semua pihak, agar ke depan, masalah serupa dapat dihindari dan integritas pendidikan tinggi tetap terjaga.