Sebanyak 146 pengungsi Rohingya terdampar di Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis (24/10/2024). Berita mengenai pengungsi Rohingya yang terdampar di Deli Serdang merupakan sebuah pengingat akan krisis kemanusiaan yang berkepanjangan yang dialami oleh komunitas ini. Umat Muslim Rohingya telah menghadapi penganiayaan dan kekerasan di Myanmar dalam beberapa tahun terakhir, yang mengakibatkan banyak dari mereka melarikan diri secara paksa dari tanah air mereka. Terdamparnya 146 pengungsi ini di Indonesia menunjukkan bahwa mereka terus mencari perlindungan meskipun perjalanan yang mereka tempuh sangat berisiko dan berbahaya. Kedatangan pengungsi ini di Deli Serdang menimbulkan berbagai tantangan, baik bagi pemerintah lokal maupun bagi organisasi kemanusiaan yang terlibat. Pemerintah daerah perlu memberikan bantuan kemanusiaan dan tempat berlindung yang aman bagi para pengungsi tersebut, sedangkan organisasi non-pemerintah harus berperan aktif dalam memastikan bahwa kebutuhan dasar mereka dipenuhi, mulai dari makanan, air bersih, hingga layanan kesehatan. Selain itu, tanggung jawab moral juga ada pada masyarakat untuk menyambut pengungsi ini dengan empati dan kepedulian, mengingat situasi tragis yang mereka alami. Di satu sisi, keberadaan pengungsi Rohingya ini dapat memicu perdebatan mengenai kebijakan imigrasi dan perlindungan pengungsi di Indonesia. Negara yang berada di posisi transit seperti Indonesia sering kali menghadapi dilema dalam menentukan bagaimana menghadapi arus pengungsi. Indonesia, yang tidak memiliki undang-undang khusus untuk menangani pengungsi, perlu mengembangkan kebijakan yang lebih baik untuk menjamin hak asasi manusia dan perlindungan bagi mereka yang melarikan diri dari konflik dan penganiayaan. Di sisi lain, berita ini juga menyoroti perlunya perhatian internasional terhadap nasib Rohingya. Komunitas internasional harus mengambil tindakan yang lebih tegas untuk mendukung penyelesaian masalah ini, mulai dari memberikan bantuan kemanusiaan kepada pengungsi yang ada hingga mendukung proses perdamaian yang berkelanjutan di Myanmar. Tanpa perhatian dan tindakan internasional, situasi bagi pengungsi Rohingya tidak akan mungkin membaik, dan mereka akan terus berisiko terpapar kekerasan dan kesulitan di negara-negara yang mereka tuju. Secara keseluruhan, kedatangan 146 pengungsi Rohingya di Deli Serdang mengingatkan kita semua akan pentingnya solidaritas kemanusiaan dan perlunya jalan keluar yang adil dan berkelanjutan untuk krisis yang telah berlangsung terlalu lama ini. Menghadapi kenyataan pahit yang dialami oleh pengungsi ini, kita diingatkan untuk terus berjuang demi hak asasi manusia dan kesejahteraan bagi semua individu, terlepas dari latar belakang mereka. Hanya dengan kerja sama dan komitmen atas dasar kemanusiaan, kita dapat berharap untuk menciptakan dunia yang lebih baik bagi pengungsi dan mereka yang terpinggirkan.