Kapolda DIY, Irjen Suwondo Nainggolan, mengatakan polisi telah menangkap eksekutor yang melakukan penusukan. Tentu, berita mengenai penangkapan eksekutor penusuk santri adalah topik yang serius dan membutuhkan perhatian. Tindak kekerasan, khususnya yang melibatkan pelajar atau santri, sangat mencederai nilai-nilai kemanusiaan dan pendidikan. Penangkapannya menunjukkan bahwa aparat penegak hukum bergerak cepat untuk menyelesaikan kasus tersebut, yang dapat memberikan rasa aman bagi masyarakat, terutama di lingkungan pendidikan. Penusukan yang dialami oleh santri ini tidak hanya menjadi sorotan karena kejadiannya, tetapi juga berpotensi menciptakan efek jera. Dalam konteks pendidikan, santri adalah generasi masa depan, dan setiap tindakan kekerasan terhadap mereka adalah ancaman terhadap perkembangan masyarakat yang beradab. Oleh karena itu, penangkapan pelaku adalah langkah positif, namun perlu dilihat lebih jauh lagi mengenai penyebab dan latar belakang tindakan tersebut. Lebih dari sekadar penegakan hukum, kasus ini harus menjadi momentum untuk mengevaluasi lingkungan sosial yang ada. Masyarakat perlu berpartisipasi aktif dalam menciptakan iklim yang kondusif bagi pendidikan. Pendekatan dialogis dan rehabilitatif bisa menjadi alternatif dalam menyelesaikan konflik yang mungkin muncul di kalangan remaja. Tindakan preventif harus diprioritaskan agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Pihak kepolisian dan lembaga pendidikan juga perlu bekerja sama dalam program-program pendidikan moral dan karakter. Pembinaan terhadap santri dan pelajar perlu diperkuat agar mereka tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki ketahanan mental dan sikap yang positif. Dengan demikian, masyarakat dapat bersama-sama membangun generasi yang tidak hanya cerdas tetapi juga berkarakter baik. Akhirnya, penanganan kasus ini harus transparan dan adil. Masyarakat berhak mengetahui proses hukum yang akan diambil dan memastikan bahwa keadilan ditegakkan. Penyelesaian yang baik tidak hanya melibatkan penghukuman bagi pelaku, tetapi juga pemulihan bagi korban dan pencegahan kasus serupa di masa depan. Pihak berwenang perlu menjadikan kasus ini sebagai bahan refleksi untuk memperkuat komitmen dalam menjaga keamanan dan ketertiban, baik di sekolah, pesantren, maupun di masyarakat luas.