20 Tahun Mangkrak, Gedung Gama Bookstore UGM Dirobohkan

30 October, 2024
7


Loading...
Gedung Gama Plaza, atau Gama Bookstore UGM dirobohkan usai 20 tahun mangkrak. Nantinya, lokasi akan dipakai sebagai akses masuk GIK sisi barat.
Berita tentang pengesahan pembongkaran Gedung Gama Bookstore Universitas Gadjah Mada (UGM) setelah 20 tahun mangkrak menarik perhatian banyak pihak. Gedung ini, yang dulunya diharapkan menjadi pusat literasi dan budaya di kampus, kini justru menjadi simbol dari pemborosan dan kegagalan dalam perencanaan yang tepat. Keputusan untuk merobohkan gedung tersebut mencerminkan realitas bahwa tidak semua proyek dapat berjalan mulus sesuai harapan, terutama ketika tidak ada pengelolaan yang baik dan visi yang jelas untuk masa depan. Dari satu sisi, pembongkaran ini bisa dilihat sebagai langkah positif untuk membersihkan aset yang tidak produktif. Gedung yang tanpa henti berdiri terbengkalai selama puluhan tahun menyita perhatian dan menjadi penghalang bagi perkembangan area sekitar. Selain itu, pembongkaran ini membuka peluang untuk memanfaatkan lahan tersebut dengan proyek yang lebih bermanfaat bagi mahasiswa dan masyarakat sekitar. Proyek baru yang mungkin akan dibangun di atas lokasi tersebut bisa jadi lebih relevan dan sesuai dengan kebutuhan saat ini, seperti ruang terbuka hijau, kafe, atau fasilitas publik lainnya yang mendukung aktivitas akademik dan sosial. Namun, sisi yang lebih tragis dari pembongkaran ini adalah catatan sejarah yang hilang. Gama Bookstore pernah menjadi harapan akan tempat yang dapat menyatukan pengetahuan, buku, dan komunitas. Dengan dihancurkannya gedung ini, sebagian sejarah dan perjuangan para pendiri yang berhasrat untuk menciptakan pusat belajar akan lenyap. Tentu saja, penting untuk mempertimbangkan nilai sejarah dan budaya dari suatu tempat sebelum mengambil keputusan drastis seperti pembongkaran. Idealnya, upaya renovasi atau revitalisasi sudah bisa dipertimbangkan sebelum jatuh pada keputusan yang merugikan. Lebih lanjut, berita ini juga mencerminkan pentingnya manajemen proyek dalam konteks institusi pendidikan. Kasus Gama Bookstore seharusnya menjadi pelajaran berharga bagi UGM dan institusi lainnya untuk merencanakan dan melaksanakan proyek dengan lebih efisien di masa depan. Riset dan pengembangan yang matang harus dilakukan agar tidak ada lagi proyek ambisius yang berakhir seperti Gama. Dalam hal ini, keterlibatan mahasiswa dan komunitas akademik juga sangat penting untuk memastikan bahwa kebutuhan mereka diakomodasi dengan baik. Akhir kata, meski pembongkaran Gedung Gama Bookstore di satu sisi dapat dianggap sebagai langkah maju, kita juga tidak boleh melupakan pelajaran yang bisa diambil dari pengalaman tersebut. Ke depan, diharapkan semua pihak dapat lebih sadar akan pentingnya perencanaan yang matang dan implementasi yang efektif agar tidak ada lagi ruang beserta sejarahnya yang terpaksa berhenti di tengah jalan. Satu hal yang pasti: tidak semua rencana dapat berjalan mulus, namun kita dapat selalu belajar dari setiap kegagalan untuk menciptakan yang lebih baik di masa depan.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment