Jatmiko (37), karyawan divisi maintenance menjadi korban tewas dalam kebakaran pabrik minyak dan pakan ternak di Bekasi, Jawa Barat, Jumat (1/11/2024) Berita tentang pekerja maintenance yang menjadi korban tewas akibat kebakaran pabrik di Bekasi merupakan sebuah peristiwa tragis yang menunjukkan risiko tinggi yang dihadapi oleh pekerja di sektor industri. Terjadinya kebakaran di pabrik biasanya menimbulkan pertanyaan mengenai keselamatan kerja, faktor-faktor yang menyebabkan kebakaran, serta respon yang tepat dari pihak manajemen dan pemerintah. Dalam kasus ini, faktor komunikasi juga menjadi sorotan, mengingat pengiriman pesan WA yang dilakukan oleh korban menjelang kejadian. Penting untuk menganalisis kondisi keselamatan kerja di pabrik seperti yang terjadi di Bekasi ini. Kebakaran adalah salah satu bahaya yang dapat terjadi di tempat kerja, terutama di industri yang menggunakan bahan mudah terbakar. Pemeriksaan berkala terhadap alat dan sistem pemadam kebakaran, pelatihan keselamatan bagi pekerja, serta penerapan prosedur evakuasi yang efektif merupakan langkah-langkah preventif yang sangat penting. Keterlibatan manajemen dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman harus menjadi prioritas utama. Selain itu, dampak psikologis bagi rekan-rekan kerja dan keluarga korban juga sangat besar. Kehilangan nyawa dalam sebuah kecelakaan kerja tentunya meninggalkan luka mendalam bagi orang-orang terdekat. Hal ini menekankan pentingnya dukungan emosional dan psikologis bagi mereka yang terkena dampak, serta upaya untuk mencegah kejadian serupa di masa depan. Komunitas perlu bersolidaritas dengan keluarga korban dan memberikan dukungan yang diperlukan dalam masa sulit ini. Di sisi lain, kejadian ini juga menyoroti perlunya regulasi yang lebih ketat terkait keselamatan kerja dalam industri. Pemerintah dan lembaga terkait harus memastikan bahwa semua pabrik mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan. Monitoring yang konsisten dan tindakan hukum bagi pelanggar dapat menjadi langkah yang efektif dalam mendorong perubahan positif dalam dunia industri. Akhirnya, kenyataan bahwa korban sempat mengirim pesan sebelum kejadian menunjukkan ketidakpastian dan rasa cemas yang mungkin dihadapi oleh pekerja di lingkungan kerja yang tidak aman. Ini adalah panggilan bagi semua pihak untuk meninjau kembali prosedur keselamatan dan meningkatkan komunikasi agar pekerja merasa lebih aman dalam melaksanakan tugas mereka. Insiden semacam ini adalah pengingat bahwa setiap langkah untuk meningkatkan keselamatan dan kesejahteraan pekerja sangatlah penting. Kejadian kebakaran di pabrik tidak hanya menjadi masalah bagi perusahaan, tetapi juga bagi masyarakat secara keseluruhan. Keselamatan kerja adalah tanggung jawab bersama antara pekerja, manajemen, dan pemerintah. Diharapkan, setelah peristiwa tragis ini, akan ada langkah-langkah konkret untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan agar keselamatan pekerja benar-benar terjamin.