Pengasuh Ponpes Minggir Sleman Gus Muwafiq buka suara terkait maraknya peredaran miras di Jogja. Ia meminta aparat konsisten untuk menangkalnya. Berita mengenai Gus Muwafiq yang mengkritisi maraknya peredaran minuman keras (miras) dan meminta kepolisian untuk konsisten dalam penegakan hukum adalah sebuah topik yang sangat relevan dan penting dalam konteks kehidupan masyarakat saat ini. Masalah peredaran miras tidak hanya berkaitan dengan kesehatan masyarakat, tetapi juga menyangkut berbagai aspek sosial, budaya, dan hukum. Pertama, sikap Gus Muwafiq menunjukkan kepedulian terhadap moralitas dan kesehatan masyarakat. Miras sering kali menjadi penyebabkan berbagai masalah, mulai dari kecelakaan lalu lintas, kekerasan dalam rumah tangga, hingga kejahatan sosial lainnya. Dalam konteks ini, penting untuk memperkuat upaya pencegahan dan penegakan hukum terkait peredaran miras. Permintaan agar polisi konsisten dalam tindakan mereka sangatlah relevan, karena penegakan hukum yang tegas bisa menjadi deterrent bagi pelaku peredaran miras. Kedua, konsistensi adalah kunci dalam penegakan hukum. Tidak jarang kita melihat ketidakselarasan antara hukum yang berlaku dengan tindakan yang diambil oleh aparat penegak hukum. Di satu sisi, hukum melarang peredaran miras, tetapi di sisi lain, fenomena penjualan miras ilegal sering kali dibiarkan muncul di berbagai sudut masyarakat. Ini menciptakan kesan bahwa hukum tidak ditegakkan secara adil ataupun efektif, yang pada gilirannya dapat menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap aparat penegak hukum. Selain itu, keterlibatan tokoh seperti Gus Muwafiq dalam isu ini juga menunjukkan pentingnya peran pemimpin masyarakat dalam mengedukasi dan memberikan kesadaran kepada publik. Masyarakat tidak hanya perlu mendengar dari pemerintah, tetapi juga dari sosok-sosok yang mereka hormati dan percayai. Mendorong dialog antara tokoh masyarakat, pemerintah, dan aparat penegak hukum bisa menciptakan pendekatan yang lebih komprehensif dalam menangani masalah ini. Terakhir, solusi terhadap peredaran miras tidak hanya bergantung pada penegakan hukum semata, tetapi juga memerlukan langkah-langkah rehabilitasi dan pencegahan yang lebih luas. Ini bisa termasuk program edukasi tentang bahaya miras, alternatif kegiatan positif bagi kaum muda, serta dukungan untuk individu yang terjebak dalam kecanduan. Semua ini adalah bagian dari pendekatan holistik yang seharusnya diterapkan untuk mengatasi masalah peredaran miras di masyarakat. Dengan demikian, tanggapan Gus Muwafiq mencerminkan kebutuhan akan kesadaran dan tindakan kolektif dari berbagai pihak untuk menghadapi tantangan serius ini. Peredaran miras yang merugikan adalah masalah yang memerlukan perhatian serius, dan komitmen untuk bertindak tegas sangatlah diperlukan demi menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan bermoral.