Fenomena ngamen online kini muncuk di Jogja khususnya di kawasan wisata Titik Nol Km. Wisatawan mengaku terganggu bila pengamen online itu beraksi di trotoar. Berita mengenai maraknya pengamen online di Titik Nol Yogyakarta mencerminkan dinamika sosial yang terjadi di tengah perkembangan teknologi dan industri pariwisata. Dalam beberapa tahun terakhir, terutama di tengah pandemic yang mempengaruhi banyak sektor, kita dapat melihat perubahan bentuk pengamen tradisional yang beradaptasi dengan keadaan. Pengamen online dapat diartikan sebagai musisi atau seniman yang menampilkan karya mereka tidak hanya secara langsung, tetapi juga melalui platform daring. Ini tentu memberikan warna baru bagi dunia hiburan dan interaksi antar manusia, terutama di lokasi-lokasi wisata yang ramai pengunjung. Di satu sisi, kehadiran pengamen online di Titik Nol Yogyakarta dapat memberikan pengalaman baru bagi para wisatawan. Dalam suasana yang terbuka dan hangat, pengunjung dapat menikmati seni dan musik yang dihadirkan oleh para pengamen ini, sambil menikmati keindahan kota. Interaksi langsung antara seniman dan penonton juga dapat meningkatkan nuansa kekeluargaan dan kebersamaan, yang merupakan nilai penting dalam budaya Indonesia. Wisatawan yang datang tentunya akan merasakan keunikan dan keaslian berbagai pertunjukan yang ditawarkan, yang bisa menjadi alternatif menarik selain menikmati objek wisata lainnya. Namun, di sisi lain, keberadaan pengamen online juga mungkin memunculkan pertanyaan mengenai keberlanjutan dan profesionalisme seni itu sendiri. Terkadang, para pengamen ini tidak hanya terdiri dari musisi berbakat tetapi juga orang-orang yang mungkin saja hanya mencari penghasilan tanpa memperhatikan kualitas seni yang disajikan. Ini bisa berpotensi merusak citra seni dan budaya di suatu tempat. Ketika kesenian tidak dikelola dengan baik, kemungkinan kolaborasi yang sehat antara seniman dan pengunjung juga dapat terancam. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah daerah dan komunitas untuk menciptakan ruang yang mendukung seniman berbakat dan memberikan pendidikan yang memadai mengenai seni. Selain itu, tanggapan warga setempat juga menjadi faktor penting dalam menyikapi fenomena ini. Beberapa warga mungkin menyambut baik kehadiran pengamen online sebagai bagian dari keragaman budaya dan hiburan. Namun, ada juga kemungkinan bahwa kehadiran mereka di ruang publik dapat menimbulkan ketidaknyamanan jika tidak diatur dengan baik. Perlu ada komunikasi yang jelas antara pengamen, warga lokal, dan pengelola tempat agar interaksi ini tetap positif dan harmonis. Pada akhirnya, berita mengenai pengamen online di Titik Nol Yogyakarta menunjukkan bahwa seni dan hiburan terus berevolusi. Dalam menghadapinya, kolaborasi antara seniman, masyarakat, dan pemerintah daerah sangat dibutuhkan untuk menciptakan ekosistem yang mendukung perkembangan seni sambil tetap menghormati nilai-nilai lokal dan komunitas. Ini adalah tantangan yang memerlukan keterlibatan semua pihak untuk memastikan bahwa seni tetap menjadi bagian dari identitas budaya yang kaya dan beragam.