Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menekankan pentingnya demokrasi dan etika dalam pilkada. Ia mengkritisi survei Pilwakot Jogja yang dianggap tak transparan. Berita mengenai respons legislator PDIP terhadap survei Pilwalkot Jogja yang menyerukan kejujuran dalam pelaporan hasil survei mencerminkan pentingnya integritas dalam proses politik. Dalam konteks pemilihan umum, survei sering digunakan sebagai alat untuk meramalkan dinamika pemilih dan dapat memengaruhi opini publik. Ketidakakuratan atau manipulasi data dalam survei dapat berdampak signifikan pada hasil pemilihan, sehingga seruan untuk kejujuran sangat relevan. Kejujuran dalam survei juga berkaitan dengan legitimasi dari proses demokrasi itu sendiri. Jika banyak pihak merasa bahwa survei tidak mencerminkan realitas, maka kepercayaan masyarakat terhadap lembaga dan partai politik akan menurun. Legislator PDIP yang menekankan pentingnya transparansi dan akurasi dalam survei menunjukkan bahwa mereka memahami peran penting yang dimainkan oleh data dalam membentuk persepsi publik dan merencanakan strategi kampanye. Selain itu, seruan untuk kejujuran ini juga dapat dilihat sebagai upaya untuk menjaga kesehatan demokrasi. Setiap pemangku kepentingan, termasuk partai politik, perlu berkomitmen untuk menyediakan informasi yang akurat dan komprehensif kepada publik. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang adil bagi semua kandidat, tetapi juga memberikan edukasi kepada pemilih tentang pilihan yang mereka miliki. Di sisi lain, relevansi survei dalam konteks Pilwalkot Jogja juga tidak bisa diabaikan. Dengan terjadinya persaingan politik yang kian ketat, publik membutuhkan informasi yang dapat membantu mereka membuat keputusan yang tepat. Jika survei tidak dilakukan dengan jujur, maka keputusan yang diambil oleh pemilih bisa jadi berdasarkan informasi yang salah. Ini dapat mengakibatkan konsekuensi yang merugikan bagi perkembangan daerah dan masyarakat pada umumnya. Pengawasan terhadap lembaga survei juga perlu ditingkatkan. Masyarakat serta berbagai elemen dalam demokrasi—baik itu media, akademisi, maupun LSM—harus berperan aktif dalam mengawasi metodologi dan hasil survei yang diumumkan. Hasil survei seharusnya disikapi dengan kritis, dan diskusi terbuka tentang metode serta bias yang mungkin ada sangat penting untuk dilakukan. Akhirnya, semangat kejujuran yang diusung oleh legislator PDIP dapat menjadi contoh bagi partai-partai lain untuk mengikuti jejak yang sama. Pada akhirnya, komitmen terhadap transparansi dan akurasi adalah investasi jangka panjang untuk membangun kepercayaan publik dan menjaga stabilitas politik. Dalam konteks Pilwalkot Jogja, semoga pendekatan ini tidak hanya berdampak pada hasil pemilihan, tetapi juga pada pemerintahan yang lebih baik di masa depan.