Pasangan Afnan-Singgih menyebut program Youth Camp bisa digunakan untuk mengatasi konflik sosial, seperti di kasus penusukan santri di jalan Parangtritis. Berita mengenai rencana Afnan dan Singgih untuk mengadakan Youth Camp menyusul insiden pengeroyokan santri di Jalan Paris bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Pertama, adanya perhatian dan respons dari pemuda seperti Afnan dan Singgih menunjukkan kepedulian sosial yang tinggi terhadap masalah yang terjadi di masyarakat. Situasi seperti pengeroyokan santri tentu mengundang keprihatinan, dan langkah untuk menyelenggarakan sebuah kegiatan positif seperti Youth Camp bisa menjadi upaya untuk menciptakan ruang dialog dan penyuluhan kepada generasi muda. Youth Camp sendiri dapat berfungsi sebagai platform untuk mendidik dan memberikan kesadaran kepada para peserta mengenai pentingnya toleransi, empati, dan komunikasi yang baik. Dalam konteks insiden pengeroyokan, kegiatan ini bisa menjadi cara untuk membina sikap saling menghormati di antara pemuda dari berbagai latar belakang. Diharapkan, dengan memberi pemahaman yang baik mengenai nilai-nilai kedamaian, tindakan kekerasan dapat diminimalisir di masa depan. Namun, tantangan yang dihadapi dalam merealisasikan Youth Camp ini juga tidak bisa diabaikan. Persoalan komunikasi dan koordinasi antara berbagai pihak, seperti pemuda setempat, orang tua, dan tokoh masyarakat, akan sangat krusial. Keberhasilan dari kegiatan tersebut akan sangat bergantung pada semua pihak yang terlibat untuk bersatu dan bekerja sama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan pemuda. Selanjutnya, penting juga untuk mengedepankan program-program yang tidak hanya berfokus pada pengembangan diri, tetapi juga menekankan pada tanggung jawab sosial. Kegiatan yang melibatkan aksi sosial, seperti bakti sosial atau kerja sama dengan lembaga keamanan untuk menjaga keamanan lingkungan, bisa menambah nilai positif dari Youth Camp itu sendiri. Melalui pendekatan ini, diharapkan para peserta dapat lebih memahami kondisi sosial di sekitar mereka dan berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman. Di sisi lain, reaksi masyarakat terhadap insiden pengeroyokan ini juga perlu dicermati. Masyarakat mungkin terbelah antara mencari keadilan dan mengedepankan rekonsiliasi. Oleh karena itu, Youth Camp perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat menjawab kebutuhan tersebut, baik dalam hal penegakan hukum maupun dalam memperkuat hubungan antarwarga, sehingga mereka dapat hidup secara harmonis dan saling mendukung. Akhirnya, harapan dari inisiatif ini adalah agar tidak ada lagi kejadian serupa di kemudian hari. Dengan menanamkan nilai-nilai positif dan memberikan kesempatan bagi pemuda untuk berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik, kita bisa berharap bahwa mereka akan menjadi agen perubahan yang konstruktif. Tanggung jawab ini bukan hanya ada di pundak Afnan dan Singgih, tetapi merupakan tanggung jawab bersama seluruh elemen masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang aman dan damai bagi semua.