Loading...
Pelajar SMAN 1 Ciamis gelar pameran miniatur kebudayaan dari 12 kecamatan. Kegiatan ini mendukung kurikulum merdeka dan melestarikan kearifan lokal.
Berita dengan judul 'Kala Siswa SMA Pamer Kearifan Lokal Ciamis, Ada Bebegig-Boboko' mencerminkan kreativitas dan semangat generasi muda untuk memperkenalkan dan melestarikan budaya lokal. Kearifan lokal adalah bagian tak terpisahkan dari identitas suatu daerah, dan upaya siswa SMA di Ciamis untuk memamerkannya menunjukkan bahwa mereka peduli terhadap warisan budaya mereka. Dalam konteks globalisasi yang semakin mengemuka, tindakan ini sangat penting untuk menjaga agar nilai-nilai dan tradisi lokal tidak terlupakan.
Bebegig-Boboko, yang mungkin merupakan salah satu tradisi atau simbol khas dari daerah tersebut, menjadi contoh konkret bagaimana budaya lokal dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan. Dengan memamerkan kearifan lokal, siswa tidak hanya belajar tentang sejarah dan warisan budaya mereka, tetapi juga berlatih untuk menjadi duta budaya di tengah masyarakat yang lebih luas. Hal ini dapat memberikan mereka kepercayaan diri dan rasa bangga terhadap asal-usul mereka.
Lebih jauh lagi, inisiatif semacam ini juga dapat menjadi jembatan untuk menyatukan generasi yang berbeda. Melalui kegiatan pameran dan festival, anak-anak muda dapat berdialog dengan generasi tua yang lebih mengenal tradisi masyarakat. Pertukaran pengalaman dan pengetahuan ini sangat penting untuk memastikan bahwa kearifan lokal dapat terus hidup dan berkembang. Selain itu, kegiatan ini juga dapat menarik perhatian masyarakat luas, termasuk wisatawan, yang ingin mengenal lebih dalam tentang budaya Ciamis.
Di era digital ini, di mana informasi dapat tersebar dengan cepat, pemanfaatan media sosial untuk mempromosikan kegiatan semacam ini juga menjadi sangat strategis. Siswa dapat menggunakan platform-platform ini untuk menjangkau audiens yang lebih luas, sehingga dapat meningkatkan kesadaran akan kearifan lokal yang dimiliki. Dengan cara ini, mereka tidak hanya memperkenalkan budaya mereka tetapi juga berkontribusi pada pelestariannya.
Bagaimanapun juga, merupakan tantangan tersendiri untuk menjaga kearifan lokal di tengah perubahan zaman. Generasi muda seringkali lebih tertarik pada budaya pop dari luar, sehingga perlu ada upaya yang berkelanjutan untuk menarik minat mereka terhadap warisan budaya sendiri. Pembelajaran yang kreatif dan interaktif, seperti pameran ini, dapat menjadi salah satu metode yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut.
Pemerintah dan lembaga pendidikan juga harus mendukung upaya tersebut dengan menyediakan fasilitas dan sumber daya yang memadai. Program-program yang memberikan ruang bagi siswa untuk berekspresi dan belajar tentang budaya lokal perlu diperkuat. Dengan demikian, kita dapat berharap bahwa kearifan lokal tidak hanya dipandang sebagai sesuatu yang kuno, tetapi sebagai aset berharga untuk masa depan.
Secara keseluruhan, tindakan siswa SMA di Ciamis dalam memamerkan kearifan lokal melalui Bebegig-Boboko patut diapresiasi. Ini bukan hanya sekadar tindakan simbolis, tetapi juga refleksi dari semangat dan komitmen generasi muda untuk melestarikan dan mengembangkan budaya mereka. Mari kita dukung upaya-upaya serupa di daerah lainnya agar kearifan lokal semakin kuat dan dapat dinikmati oleh semua lapisan masyarakat.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment