Neil Armstrong menjadi manusia pertama di Bulan, namun misi berawak terhenti sejak 1972. Jim Bridenstine ungkap alasan politik dan anggaran di baliknya. Berita mengenai alasan di balik belum adanya misi manusia ke Bulan selama 50 tahun adalah topik yang menarik dan menggugah pemikiran. Sejak misi Apollo terakhir pada tahun 1972, banyak orang yang penasaran mengapa tidak ada misi serupa yang dilakukan lagi. Ada berbagai faktor yang menjadi penyebab, baik dari segi politik, ekonomi, maupun teknologi. Salah satu alasan utama adalah perubahan prioritas anggaran dan fokus program luar angkasa. Setelah keberhasilan Apollo, perhatian NASA dan banyak badan antariksa lainnya beralih ke program-program lain, seperti pengembangan pesawat luar angkasa yang lebih canggih, stasiun luar angkasa, dan misi ke planet-planet lain seperti Mars. Proyek semacam ini membutuhkan sumber daya yang besar, sehingga misi ke Bulan tidak menjadi prioritas. Selain itu, dengan berakhirnya Perang Dingin, persaingan yang mendorong eksplorasi luar angkasa selama dekade 1960-an juga menurun. Lebih lanjut, terdapat juga tantangan teknis dan keselamatan yang signifikan dalam melakukan misi ke Bulan. Meskipun teknologi telah berkembang pesat, menerbangkan manusia ke luar angkasa tetaplah berisiko. Penelitian mengenai radiasi ruang angkasa, pengembangan sistem pendukung kehidupan, dan inovasi teknologi diperlukan untuk memastikan keselamatan astronaut. Hal ini mungkin membutuhkan waktu yang lebih lama dibandingkan mobilisasi sumber daya untuk program yang telah berjalan. Di sisi lain, kebangkitan minat terhadap eksplorasi luar angkasa dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan potensi yang ada untuk misi ke Bulan di masa depan. Badan antariksa seperti NASA, ESA, serta perusahaan swasta seperti SpaceX dan Blue Origin, kini tengah merencanakan misi ke Bulan dan Mars. Program Artemis yang diluncurkan oleh NASA adalah salah satu contoh nyata dari upaya untuk mengembalikan manusia ke Bulan dengan tujuan jangka panjang untuk membangun kehadiran manusia yang lebih berkelanjutan di satelit alami kita tersebut. Kesimpulannya, meskipun ada berbagai alasan mengapa tidak ada misi manusia ke Bulan selama 50 tahun, situasi ini nampaknya sedang berubah. Inovasi teknologi, penguatan kerjasama internasional, dan minat yang tinggi dari sektor swasta dapat memberikan dorongan baru bagi eksplorasi luar angkasa. Dengan demikian, kita mungkin akan segera melihat manusia kembali menginjakkan kaki di Bulan dan bahkan menjelajahi area yang belum pernah dijelajahi sebelumnya.