Loading...
Mengungkapkan kata-kata yang membuat pengusaha asal Surabaya, Ivan Sugianto meradang, Ira Maria, ibunda siswa SMA berinisial E (15) di Surabaya.
Berita mengenai Ivan Sugianto yang membuat kontroversi dengan aksinya memaksa siswa SMA di Surabaya untuk sujud dan menggonggong tentu menarik perhatian banyak orang. Tindakan semacam itu menimbulkan banyak pertanyaan tentang etika, norma, dan pengaruh kekuasaan dalam pendidikan. Dalam konteks ini, penting untuk memahami implikasi psikologis dan sosial dari tindakan tersebut.
Pertama-tama, tindakan memaksa siswa untuk sujud dan menggonggong jelas melanggar prinsip-prinsip dasar pendidikan yang menghormati martabat dan hak asasi manusia. Pendidikan seharusnya menjadi tempat yang aman dan mendukung, di mana siswa dapat belajar dengan bebas tanpa adanya tekanan atau humiliasi. Ketika seorang pendidik berperilaku demikian, ia tidak hanya merusak kepercayaan siswa tetapi juga menciptakan lingkungan yang tidak mendukung perkembangan mental dan emosional anak-anak tersebut.
Selain itu, tindakan semacam ini juga mencerminkan adanya masalah kekuasaan dalam hubungan antara guru dan siswa. Dalam banyak konteks, guru dipandang sebagai otoritas yang seharusnya memberikan bimbingan dan arahan, bukan sebagai penguasa yang menindas. Dengan kata lain, ada pergeseran peran yang sangat merugikan. Oleh karena itu, penting bagi institusi pendidikan untuk menerapkan pelatihan dan kebijakan yang mengedepankan pengelolaan kelas yang positif dan menghargai partisipasi aktif siswa.
Reaksi masyarakat terhadap berita ini menunjukkan bahwa banyak orang merasa terkejut dan kecewa. Internet dan media sosial menjadi tempat bagi publik untuk menyuarakan pendapat mereka. Banyak yang menyerukan tindakan tegas terhadap perilaku semacam ini untuk mencegah terulangnya kejadian serupa di masa depan. Tuntutan untuk transparansi dan akuntabilitas dalam sistem pendidikan menjadi semakin kencang, menunjukkan bahwa masyarakat tidak tinggal diam ketika hak-hak anak dilanggar.
Kedepannya, penting untuk melakukan evaluasi yang lebih dalam terhadap sistem pendidikan dan pelatihan bagi guru. Langkah-langkah preventif juga perlu diambil untuk mencegah terjadinya tindakan tidak etis di lingkungan sekolah. Mengadakan seminar tentang etika pengajaran, memberikan dukungan psikologis kepada siswa, serta meningkatkan kesadaran akan hak asasi manusia di kalangan pendidik adalah beberapa solusi yang bisa dipertimbangkan.
Kesimpulannya, berita mengenai Ivan Sugianto harus menjadi sebuah panggilan untuk refleksi dan tindakan. Tindakan merugikan seperti ini tidak boleh dibiarkan, dan langkah-langkah perlu diambil untuk memastikan bahwa pendidikan tetap menjadi sarana yang positif dan bermanfaat bagi semua pihak. Dengan begitu, kita dapat mewujudkan lingkungan belajar yang aman, nyaman, dan menghargai martabat setiap individu.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment