Tengku Dewi dan Andrew Andika kembali menjalani sidang perceraian dengan agenda mediasi, pada Rabu (13/11/2024) kemarin, Berita mengenai Tengku Dewi dan Andrew Andika yang sepakat bercerai setelah mediasi yang gagal adalah sebuah gambaran yang menyedihkan mengenai dinamika dalam hubungan rumah tangga. Perceraian sering kali menjadi langkah terakhir yang diambil oleh pasangan ketika mereka merasa bahwa tidak ada lagi jalan keluar untuk menyelesaikan perbedaan yang ada. Dalam hal ini, tampaknya berbagai upaya telah dilakukan untuk mempertahankan hubungan, namun pada akhirnya tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Tuntutan nafkah sebesar Rp 20 juta per bulan yang diajukan oleh Tengku Dewi menunjukkan bahwa permasalahan keuangan juga menjadi salah satu faktor penting dalam perceraian ini. Nafkah merupakan hak yang seharusnya diterima oleh mantan pasangan, terutama jika salah satu pihak merasa dirugikan secara finansial. Namun, tuntutan nafkah juga bisa menjadi sumber konflik baru jika tidak dikelola dengan baik. Penting bagi kedua belah pihak untuk tetap berkomunikasi dengan baik agar proses perceraian tidak semakin mempersulit situasi. Salah satu aspek yang menarik dari berita ini adalah bagaimana publik sering kali hanya melihat dari permukaan tanpa memahami secara mendalam apa yang terjadi di balik layar. Hubungan yang terlihat ideal di depan kamera bisa saja menyimpan konflik dan permasalahan yang kompleks. Dari sudut pandang psikologis, perceraian juga bisa membawa dampak emosional yang signifikan, tidak hanya bagi pasangan yang bercerai tapi juga bagi keluarga dan orang-orang terdekat. Masyarakat perlu diberi pemahaman bahwa perceraian bukanlah hal yang sepele, melainkan sebuah proses yang memerlukan waktu dan pertimbangan yang matang. Di sisi lain, kabar perceraian ini juga bisa menjadi refleksi bagi banyak orang mengenai pentingnya komunikasi dalam sebuah hubungan. Kegagalan mediasi menandakan bahwa mungkin ada kesulitan dalam menyampaikan perasaan dan keinginan masing-masing pihak. Oleh karena itu, penting bagi semua pasangan untuk terus berupaya dalam membangun komunikasi yang terbuka dan jujur. Dengan demikian, permasalahan yang dihadapi dapat diselesaikan dengan lebih baik sebelum berujung pada keputusan yang permanen seperti perceraian. Akhirnya, diharapkan bahwa baik Tengku Dewi maupun Andrew Andika dapat melanjutkan hidup mereka setelah perceraian ini dengan cara yang positif. Masing-masing dari mereka memiliki hak untuk bahagia dan menemukan kebahagiaan baru, baik sebagai individu maupun dalam hubungan yang akan datang. Proses ini memang tidak mudah, namun dengan dukungan dari orang-orang terdekat dan mungkin bantuan profesional seperti psikolog, mereka bisa menghadapi perubahan ini dengan lebih baik.