Loading...
Pengusaha Ivan Sugianto disoraki oleh para tahahan ketika digiring ke Ruang Tahanan Negara di Gedung Anindita Polretabes Surabaya.
Berita dengan judul 'Nasib Apes Ivan Sugianto: Disoraki Tahanan, Gantian Diminta Sujud dan Menggonggong seperti Anjing' menunjukkan realitas brutal di dalam penjara yang dapat terjadi pada seseorang yang dijatuhi hukuman. Berita ini tidak hanya menggambarkan kondisi yang memilukan, tetapi juga mencerminkan sisi manusiawi yang sering kali terabaikan dalam sistem peradilan. Tindakan penghinaan semacam ini, yang dilakukan oleh sesama tahanan, bisa jadi merupakan manifestasi dari ketidakberdayaan, frustrasi, dan juga rasa haus dominasi di dalam lingkungan penjara yang keras.
Peristiwa semacam ini menggemakan isu tentang perlunya reformasi dalam sistem pemasyarakatan. Pihak berwenang harus mempertimbangkan untuk memberikan lebih banyak perhatian pada kesejahteraan mental dan fisik narapidana. Penjara seharusnya tidak hanya menjadi tempat untuk menghukum, tetapi juga tempat untuk rehabilitasi. Jika lingkungan penjara didominasi oleh perilaku kekerasan dan penghinaan, maka itu justru akan merusak upaya rehabilitasi dan reintegrasi mereka ke dalam masyarakat setelah menjalani hukuman.
Di sisi lain, berita ini juga membuka ruang diskusi tentang stigma sosial yang melekat pada para narapidana. Banyak orang beranggapan bahwa setelah menjalani hukuman, seorang narapidana pantas mendapatkan perlakuan yang buruk dari masyarakat. Padahal, yang dibutuhkan adalah kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. Penelitian menunjukkan bahwa stigma sosial dapat memperburuk keadaan mental seseorang dan meningkatkan kemungkinan mereka untuk kembali berurusan dengan hukum setelah bebas.
Peristiwa di dalam penjara, seperti yang dialami Ivan Sugianto, juga menunjukkan betapa perlunya adanya perlindungan hukum bagi seluruh warga negara, termasuk mereka yang sedang menjalani hukuman. Setiap individu berhak mendapatkan perlakuan yang manusiawi, bahkan dalam situasi yang paling kriminal sekalipun. Oleh karena itu, penting bagi lembaga pemasyarakatan untuk memiliki mekanisme yang ada guna menjamin keamanan dan kesejahteraan semua tahanan, sehingga kejadian-kejadian yang merendahkan martabat tidak terulang lagi.
Kejadian ini bisa dilihat sebagai pengingat untuk semua kalangan, baik itu pemerintah, lembaga hukum, maupun masyarakat luas, untuk tidak melupakan nilai-nilai kemanusiaan. Kita semua punya tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan di mana individu dapat belajar dari kesalahan dan mendapatkan kesempatan kedua. Hanya dengan cara itulah kita dapat membangun masyarakat yang lebih baik, di mana setiap orang dihargai dan diberikan peluang untuk memperbaiki diri.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment