Salah satunya, adalah dengan mendorong ritel modern dan tradisional untuk beradaptasi dengan transformasi digital. Tentu! Berita mengenai terpilihnya Solihin sebagai Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) dan dorongannya kepada para pengusaha ritel untuk beradaptasi dengan transformasi digital sangat relevan dan signifikan mengingat tantangan yang dihadapi oleh sektor ritel saat ini. Transformasi digital telah menjadi kebutuhan mendesak di berbagai sektor, termasuk ritel, merespons perubahan perilaku konsumen yang semakin mengarah ke platform digital. Salah satu dampak terbesar dari pandemi COVID-19 adalah percepatan adopsi teknologi dalam sektor ritel. Banyak konsumen yang kini lebih nyaman berbelanja secara online dibandingkan dengan cara tradisional. Oleh karena itu, langkah Solihin untuk mendorong adaptasi digital tidak hanya bijaksana tetapi juga krusial. Pengusaha ritel yang mampu memanfaatkan teknologi dan platform digital akan memiliki keunggulan kompetitif, yang pada gilirannya akan mendukung keberlangsungan usaha mereka. Transformasi digital dalam ritel tidak hanya sekedar memiliki toko online, melainkan juga melibatkan pemanfaatan data untuk memahami perilaku konsumen dan meningkatkan pengalaman berbelanja. Dengan analisis data yang baik, pengusaha dapat merumuskan strategi pemasaran yang lebih tepat sasaran, mempersonalisasi penawaran, dan mengoptimalkan manajemen inventaris. Oleh karena itu, pengusaha ritel harus dilatih dan diberikan sumber daya untuk mengembangkan keterampilan digital yang diperlukan. Di sisi lain, penting pula bagi Solihin dan Aprindo untuk membantu anggota mereka agar tetap update dengan tren teknologi terbaru dan memberi kesempatan untuk berkolaborasi dengan startup atau perusahaan teknologi yang bisa mendukung digitalisasi. Program-program pelatihan dan seminar terkait teknologi informasi dan e-commerce bisa menjadi langkah awal yang baik untuk mempercepat palaksanaan transformasi digital di seluruh anggota. Selain itu, tantangan yang sering dihadapi oleh pengusaha ritel dalam beradaptasi dengan digitalisasi adalah sumber daya dan infrastruktur yang kurang memadai. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah dan sektor swasta sangat diperlukan untuk menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengusaha ritel. Insentif untuk investasi dalam teknologi dan infrastruktur, serta akses ke pendanaan, sangat penting untuk memperkuat posisi pengusaha ritel dalam era digital. Dengan demikian, langkah Solihin sebagai Ketum Aprindo untuk mendorong pengusaha ritel beradaptasi dengan transformasi digital adalah langkah yang sangat positif. Di tengah tantangan industri ritel, inisiatif ini tidak hanya akan membantu menjaga keberlangsungan bisnis, tetapi juga mendorong pertumbuhan sektor ritel menuju era yang lebih modern dan inovatif. Jika pengusaha ritel dapat beradaptasi dan berinovasi, mereka tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang di pasar yang semakin kompetitif.