Pagelaran Wayang Kolaborasi Dalang Ki Mulyono dan Niken Salindry Meriahkan Dies Natalis ke 68 UKSW

18 November, 2024
6


Loading...
Meriah, penuh makna, dan membanggakan adalah gambaran Pagelaran Wayang Kolaborasi bertajuk Rama Tambak yang digelar untuk memperingati Dies Natalis.
Pagelaran wayang yang mengkolaborasikan Dalang Ki Mulyono dan Niken Salindry dalam rangka Dies Natalis ke-68 Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) merupakan sebuah langkah positif dalam pelestarian budaya dan seni tradisional Indonesia. Wayang kulit adalah salah satu bentuk kesenian yang kaya akan nilai-nilai budaya, filosofi, dan kearifan lokal. Dengan mempersembahkan pagelaran ini, UKSW tidak hanya merayakan usia yang telah mencapai enam dekade, tetapi juga menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian warisan budaya Indonesia. Kolaborasi antara dua dalang yang berbeda latar belakang dan gaya ini tentu memberikan nuansa baru dalam pertunjukan. Ki Mulyono, sebagai dalang senior, memiliki pengalaman yang kaya dalam menyampaikan cerita melalui wayang, sementara Niken Salindry yang dikenal dengan pendekatan inovatifnya membawa perspektif segar ke dalam seni pertunjukan ini. Sinergi antara tradisi dan inovasi ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda, sehingga menarik minat mereka untuk lebih mengenal dan mencintai wayang sebagai bagian dari identitas budaya bangsa. Selain itu, acara seperti ini juga berfungsi sebagai media edukasi bagi mahasiswa dan masyarakat umum. Dengan menyaksikan pagelaran wayang, penonton dapat belajar lebih banyak tentang nilai-nilai yang terkandung dalam setiap cerita, seperti kebijaksanaan, keberanian, dan pentingnya kerja sama. Dalam konteks pendidikan tinggi, ini sejalan dengan tujuan UKSW yang ingin melahirkan individu-individu yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki jiwa yang kuat di dalam upaya pelestarian budaya. Pentingnya perayaan seperti ini juga terletak pada kemampuannya untuk memupuk rasa kebersamaan dan solidaritas di antara civitas akademika. Dalam rangka merayakan momen bersejarah ini, mahasiswa, dosen, dan staf UKSW memiliki kesempatan untuk bersatu dalam sebuah acara yang tidak hanya berisi hiburan tetapi juga menyimpan nilai-nilai kemanusiaan yang dalam. Ketersediaan seni pertunjukan seperti wayang juga berperan dalam memperkuat ikatan antaranggota komunitas, menjadikan acara tersebut berkesan dan menumbuhkan rasa cinta pada budaya lokal. Di sisi lain, menjelang era digital saat ini, di mana banyak bentuk media dan hiburan baru bermunculan, tantangan bagi seni tradisional seperti wayang adalah untuk tetap relevan dan mudah diakses. Oleh karena itu, penting bagi pihak penyelenggara untuk terus berinovasi dalam cara penyajian, termasuk memanfaatkan teknologi dalam promosi maupun pelaksanaan pertunjukan. Hal ini dapat membantu menarik lebih banyak penonton, terutama generasi muda yang acapkali lebih akrab dengan bentuk hiburan kontemporer. Secara keseluruhan, pagelaran wayang ini bukan hanya sekedar acara seremonial, melainkan juga merupakan wujud nyata dari upaya kolektif dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya yang sangat berharga. Ini memberikan harapan bahwa seni tradisional seperti wayang tetap dapat tumbuh dan berkembang di tengah modernitas, serta terus menginspirasi generasi mendatang untuk mencintai dan melestarikannya. Dengan dukungan dari institusi pendidikan seperti UKSW, diharapkan seni dan budaya Indonesia akan terus memiliki tempat yang istimewa di hati masyarakat.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment