Banjir rob kembali merendam sejumlah wilayah di Kota Banjarmasin. Zafri Zam-Zam dan Cendrawasih paling terdampak Berita mengenai banjir rob yang melanda Banjarmasin tentu menjadi perhatian besar, terutama bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Banjir rob adalah fenomena yang terjadi akibat adanya kombinasi antara pasang air laut yang tinggi dan faktor-faktor lain seperti cuaca ekstrem dan sebelah genangan air yang tidak teratur. Dalam konteks Banjarmasin, kota yang terletak di dataran rendah dan memiliki akses langsung ke sungai dan laut, kejadian seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi masyarakat dan pemerintah setempat. Salah satu dampak yang paling dirasakan akibat banjir rob adalah kerugian ekonomi. Wilayah-wilayah yang terendam air tak hanya menghadapi kerusakan pada infrastruktur, tetapi juga pada sektor perdagangan dan pertanian. Banyak pedagang yang terpaksa menutup usaha mereka sementara waktu, dan petani kehilangan hasil panen yang belum sempat dipanen. Ini tentu bisa memperburuk keadaan perekonomian lokal, terutama di masa pemulihan pasca-pandemi. Dari segi kesehatan, banjir rob juga dapat menimbulkan risiko baru. Genangan air yang tidak segera surut bisa menjadi sarang bagi penyakit, baik itu penyakit menular maupun dampak dari sanitasi yang buruk. Tingginya tingkat kelembapan dan kemungkinan tercemarnya sumber air bersih membuat warga harus benar-benar waspada untuk menghindari risiko kesehatan yang lebih besar. Upaya penyuluhan tentang kesehatan masyarakat sangat diperlukan agar warga memahami bahaya yang mengancam dan cara pencegahannya. Selain masalah kesehatan dan ekonomi, banjir rob juga berdampak pada aspek sosial. Komunitas yang terdampak biasanya harus bersatu untuk saling membantu satu sama lain. Meskipun hal ini dapat meningkatkan solidaritas antarwarga, terkadang juga muncul ketegangan, terutama jika bantuan pemerintah atau organisasi kemanusiaan tidak merata. Penting bagi pemerintah untuk merespons situasi ini dengan cepat dan bijaksana, agar tidak menambah tekanan sosial di tengah keadaan yang sulit. Ke depan, penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk melakukan mitigasi terhadap bencana seperti ini. Evaluasi infrastruktur yang ada dan penguatan sistem drainase, serta perencanaan tata ruang yang memahami potensi risiko banjir, perlu diprioritaskan. Selain itu, program edukasi kepada masyarakat tentang perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan juga sangat diperlukan, agar masyarakat lebih siap menghadapi bencana di masa mendatang. Secara keseluruhan, berita tentang banjir rob di Banjarmasin merupakan pengingat betapa rentannya kota-kota yang berada di daerah pesisir terhadap perubahan iklim dan bencana alam. Tanggapan yang tepat dan tindakan preventif yang cepat dari pihak berwenang serta partisipasi aktif dari masyarakat akan sangat menentukan dalam mengatasi dan mengurangi dampak dari bencana ini di masa yang akan datang.