- Mengenal sosok Suryati (50),ibunda dari Devi, siswi SD di Palembang yang viral karena rela tidak memakan makan siang gratis dari Polwan Polda Sumsel Berita mengenai Suryati, ibu dari Devi yang merupakan siswi SD di Palembang, yang membawa pulang makan siang gratis, memberikan pandangan yang mendalam tentang tantangan yang dihadapi oleh banyak keluarga di Indonesia, khususnya dalam konteks ekonomi. Dalam kondisi yang serba sulit, terutama bagi keluarga dengan penghasilan rendah, ritme kehidupan sehari-hari seringkali harus diatur dengan cermat agar kebutuhan pokok dapat terpenuhi. Situasi Suryati yang bekerja sebagai ART dengan gaji Rp700 ribu bukanlah hal yang jarang ditemukan. Ini menggambarkan kenyataan bahwa banyak orang tua yang berjuang keras untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anak mereka meskipun dengan keterbatasan. Fenomena ini juga mencerminkan kebijakan sosial yang ada dalam masyarakat. Program-program yang memberikan makan siang gratis bagi siswa diperuntukkan agar anak-anak dari keluarga kurang mampu mendapatkan asupan gizi yang baik untuk mendukung pertumbuhan dan pendidikan mereka. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak tantangan yang harus dihadapi, termasuk stigma sosial atau kesulitan dalam mengakses layanan tersebut. Suryati, yang membawa pulang makanan itu, mungkin melakukannya sebagai upaya untuk mengatasi tantangan ekonomi, tetapi juga bisa jadi ia menghadapi anggapan negatif dari orang lain yang mungkin tidak memahami situasinya. Aspek lain yang patut dicermati adalah bagaimana pendidikan seharusnya menjadi prioritas utama bagi setiap keluarga. Dengan situasi keuangan yang sulit, sering kali pendidikan anak harus berjuang bersaing dengan kebutuhan hidup sehari-hari. Ini menghasilkan dilematis bagi orang tua yang ingin memberikan pendidikan yang baik bagi anak-anak mereka, tetapi pada saat yang sama juga harus memenuhi kebutuhan dasar lainnya. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama demi meringankan beban keluarga-keluarga seperti Suryati, agar mereka dapat memberikan pendidikan yang layak tanpa harus terjebak dalam siklus kemiskinan. Di sisi positif, cerita Suryati mencerminkan semangat juang yang tinggi dan dedikasi seorang ibu yang ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Meski dalam keterbatasan, ia berupaya untuk memastikan bahwa Devi mendapatkan pendidikan yang layak. Dukungan dari komunitas, lembaga sosial, dan pemerintah sangat penting dalam membantu keluarga-keluarga seperti ini agar tidak hanya bertahan hidup, tetapi juga dapat berkembang. Hal ini dapat menciptakan perubahan yang signifikan dalam kualitas hidup mereka dan generasi mendatang. Dalam kesimpulannya, berita tentang Suryati memberikan cermin bagi kita untuk merefleksikan kebijakan sosial yang ada dan apa yang dapat kita lakukan sebagai masyarakat untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Isu-isu seperti penghasilan yang rendah, akses terhadap pendidikan, dan stigma sosial perlu diperhatikan agar dapat terwujud masyarakat yang lebih adil dan sejahtera. Setiap langkah kecil yang dilakukan oleh individu dan komunitas dapat menjadi bagian dari solusi yang lebih besar dalam mencapai kesejahteraan sosial.