Loading...
Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar, Abdul Mu'ti: Arah Pembelajaran
Berita yang berjudul "Deep Learning Bukan Pengganti Kurikulum Merdeka Belajar, Abdul Muti: Arah Pembelajaran" menarik untuk dibahas karena mengangkat isu penting dalam konteks pendidikan di Indonesia. Abdul Muti, yang merupakan seorang tokoh pendidikan, menyoroti bahwa meski deep learning atau pembelajaran mendalam merupakan metode yang efektif dalam proses belajar, hal tersebut tidak bisa menjadi pengganti kurikulum Merdeka Belajar yang tengah diterapkan. Sejalan dengan itu, penting untuk menguraikan posisi dan peran deep learning dalam kerangka Merdeka Belajar.
Pertama, kurikulum Merdeka Belajar hadir sebagai upaya untuk memberikan kebebasan bagi siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Ini bukan hanya sekadar penyesuaian kurikulum, tetapi lebih pada mengedepankan pendekatan yang memungkinkan siswa belajar sesuai dengan minat dan bakat mereka. Dalam konteks ini, deep learning dapat dilihat sebagai metode yang dapat memperkaya pengalaman belajar, bukan sebagai pengganti struktur kurikulum yang ada. Oleh karena itu, memposisikan deep learning sebagai komplementer terhadap kurikulum Merdeka Belajar adalah pendekatan yang lebih tepat.
Kedua, di era digital ini, penerapan metodologi seperti deep learning dapat memperkaya proses pembelajaran. Deep learning, yang berfokus pada pemahaman konsep secara mendalam, sangat relevan dalam menciptakan pemikir kritis dan kreatif di kalangan siswa. Dengan memanfaatkan teknologi dan pendekatan ini, guru bisa mendorong siswa untuk lebih aktif dalam bertanya, berdiskusi, dan menerapkan pengetahuannya ke dalam konteks yang lebih luas. Ini sejalan dengan prinsip-prinsip Merdeka Belajar yang mendorong pendidikan yang lebih interaktif dan partisipatif.
Namun, tantangan yang perlu diperhatikan adalah bagaimana mengintegrasikan deep learning ke dalam kurikulum yang ada tanpa mengabaikan tujuan dan prinsip-prinsip dasar dari Merdeka Belajar. Guru berperan penting di sini; mereka harus mendapatkan pelatihan yang memadai untuk menerapkan metode baru ini secara efektif. Di sisi lain, sistem evaluasi juga perlu disesuaikan agar dapat mengukur hasil pembelajaran dengan lebih relevan dan akurat, sesuai dengan pendekatan yang lebih fleksibel ini.
Akhirnya, penting untuk menyadari bahwa setiap inovasi dalam pendidikan harus diuji coba dan dievaluasi secara berkelanjutan. Deep learning dan kurikulum Merdeka Belajar memang memiliki kekuatan dan tantangan masing-masing. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pendidik, dan masyarakat menjadi kunci dalam menciptakan ekosistem pendidikan yang lebih baik. Dengan cara ini, kita dapat mengembangkan generasi muda yang tidak hanya cerdas dalam pengetahuan, tetapi juga kritis dan kreatif dalam menghadapi tantangan di masa depan.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment