Rekaman CCTV menunjukkan gelagat mahasiswa ITB sebelum ditemukan tewas diduga bunuh diri. Pihak kepolisian masih menyelidiki kasus ini. Berita mengenai kematian mahasiswa ITB yang terungkap melalui rekaman CCTV tentu saja menjadi perhatian serius di masyarakat. Kematian seorang mahasiswa merupakan peristiwa tragis yang tidak hanya mengundang rasa duka, tetapi juga menimbulkan banyak pertanyaan mengenai faktor penyebabnya dan bagaimana situasi tersebut dapat terjadi. CCTV, sebagai alat perekam, memberikan sumbangan penting dalam menyelidiki dan mengungkap kejadian yang sebenarnya. Namun, perlunya sensitivitas dalam menyikapi berita semacam ini adalah sangat penting. Pertama-tama, berita semacam ini harus diperlakukan dengan hati-hati. Kematian merupakan suatu hal yang sangat pribadi dan sensitif, baik bagi keluarga dan teman-teman korban. Dalam peliputan berita, penting bagi media untuk mengedepankan etika jurnalistik yang menghormati privasi serta perasaan pihak yang ditinggalkan. Penggunaan rekaman CCTV dalam konteks ini harus dilakukan dengan bijaksana dan tidak bersifat sensasional. Memberikan informasi yang akurat dan mendetail tanpa menggiring opini masyarakat sebelum adanya kepastian adalah suatu prinsip yang harus dijunjung tinggi. Di sisi lain, pengungkapan gelagat mahasiswa melalui CCTV juga dapat memberikan wawasan tentang bagaimana kita menerapkan kehati-hatian dalam lingkungan kampus. Sebuah institusi pendidikan, termasuk ITB, memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi mahasiswa. Hal ini dapat mencakup sistem pengawasan yang lebih baik, serta dukungan kesehatan mental bagi mahasiswa yang mungkin sedang mengalami kesulitan. Dengan memahami perilaku yang terekam dalam CCTV, pihak kampus dapat lebih peka terhadap situasi yang mungkin menjadi indikasi adanya masalah lebih besar. Selain itu, kejadian ini juga dapat menjadi pengingat bagi kita semua, terutama generasi muda, untuk lebih memperhatikan kesejahteraan mental dan emosional. Banyak mahasiswa yang mungkin mengalami tekanan akademis, sosial, atau masalah pribadi lain yang tidak terlihat oleh orang di sekitarnya. Mendorong dialog terbuka tentang kesehatan mental di tengah kalangan mahasiswa sangatlah penting. Dengan menciptakan ruang aman untuk berbicara tentang masalah ini, kita dapat membantu satu sama lain untuk mengatasi kesulitan sebelum menjadi lebih serius. Akhir kata, kejadian yang menimpa mahasiswa ITB ini merupakan sebuah tragedi yang harus menjadi pembelajaran bagi kita semua. Penting untuk tidak hanya fokus pada berita dan detail yang disajikan, tetapi juga untuk refleksi tentang bagaimana kita bisa berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan peduli. Mari kita terus mendukung satu sama lain, menghormati privasi mereka yang mengalami kesedihan, dan menjaga komunikasi terbuka untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.