Robby beralasan memviralkan video tersebut demi menegakkan kebenaran. Ia meminta keadilan kepada Presiden Prabowo Subianto setelah dirinya dimutasi. Berita mengenai nasib Robby, petugas Lapas yang mengunggah video penjara dengan napi yang terlihat berpesta sabu, mencerminkan dinamika yang kompleks dalam sistem peradilan dan pemasyarakatan di Indonesia. Insiden ini bukan hanya menunjukkan adanya pelanggaran dalam pengawasan lembaga pemasyarakatan, tetapi juga menggambarkan tantangan besar yang dihadapi oleh petugas lapas dalam menjalankan tugas mereka. Pertama-tama, perilaku napi yang dapat dengan mudah mengakses narkoba dengan menunjukkan bahwa ada keterbatasan dalam sistem pengawasan di Lapas. Hal ini bisa menjadi cerminan dari jaringan peredaran narkoba yang lebih besar di luar Lapas, di mana pihak-pihak tertentu mungkin memiliki akses yang lebih aman untuk mengirimkan barang haram tersebut. Ketidakmampuan sistem untuk mencegah hal semacam ini juga menyoroti perlunya reformasi dalam manajemen lembaga pemasyarakatan dan pengawasan yang lebih ketat di dalamnya. Kedua, tindakan Robby dalam memviralkan kejadian tersebut bisa dilihat dari berbagai sudut pandang. Di satu sisi, bisa dianggap sebagai upaya untuk membuka mata masyarakat terhadap realitas yang terjadi di Lapas, serta meminta perhatian publik dan pemerintah untuk mengatasi masalah narkoba dan korupsi di dalam sistem pemasyarakatan. Namun, di sisi lain, ini juga dapat menimbulkan konsekuensi bagi dirinya sendiri, seperti yang telah terjadi, di mana dia mungkin menghadapi tekanan dari atasan atau bahkan represi dari pihak yang merasa terancam oleh publikasi tersebut. Selain itu, permintaan Robby untuk mendapatkan keadilan langsung kepada presiden, dalam hal ini Prabowo, dapat mencerminkan rasa putus asa yang dirasakannya. Ia mungkin merasa tidak ada saluran lain untuk menyuarakan keluh kesahnya dan meminta pertanggungjawaban dari pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab. Ini menunjukkan bahwa ada kebutuhan mendesak untuk meningkatkan saluran komunikasi antara pihak pemasyarakatan dan lembaga pemerintahan agar petugas seperti Robby dapat berbicara tanpa takut akan konsekuensi dari tindakan mereka. Tindakan Robby juga dapat menjadi titik awal untuk mendorong diskusi lebih luas mengenai reformasi dalam sistem pemasyarakatan di Indonesia. Permasalahan narkoba di penjara bukanlah isu baru, tetapi dengan adanya perhatian publik yang disebabkan oleh video tersebut, diharapkan ada langkah-langkah nyata yang diambil untuk memperbaiki situasi, termasuk perbaikan infrastruktur Lapas, penempatan petugas yang lebih terlatih, serta penguatan kebijakan penanggulangan narkoba di Lapas. Pada akhirnya, meskipun Robby mungkin menghadapi tantangan pribadi yang berat akibat viralnya video tersebut, semoga insiden ini dapat menjadi momen pendorong bagi semua pihak untuk bekerja sama dalam menciptakan sistem pemasyarakatan yang lebih baik, lebih transparan, dan bebas dari praktik korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan. Terlebih, perhatian dari pemerintah dan lembaga terkait sangatlah penting dalam menanggulangi masalah narkoba, baik di dalam maupun di luar lembaga pemasyarakatan.