Paslon nomor urut 1, Kasmidi Bulang-Kinsu, memberikan pertanyaan pamungkas kepada paslon nomor urut 2, Ardiansyah Sulaiman-Mahyunadi. Berita mengenai "Debat Pilkada Kutim 2024" menunjukkan bahwa isu terkait industri pertambangan menjadi salah satu topik utama yang dibahas oleh para calon peserta pemilihan. Diskusi mengenai jamrek (penanganan bekas tambang) pasca-pertambangan, serta dampak dari perusahaan-perusahaan seperti PT KPC (Kaltim Prima Coal) dan Indominco, sangat penting untuk diangkat dalam konteks pembangunan daerah. Kehadiran dan aktivitas perusahaan tambang memang seringkali menuai pro dan kontra di masyarakat, terutama terkait dampak lingkungan dan sosial bagi komunitas di sekitarnya. Pertambangan yang tidak dikelola dengan baik dapat meninggalkan jejak yang cukup besar terhadap ekosistem dan kehidupan warga. Oleh karena itu, penting bagi calon pemimpin untuk memberikan solusi konkret mengenai pemulihan dan rehabilitasi lahan pasca-pertambangan. Jamrek atau penanganan bekas tambang harus menjadi perhatian utama agar dampak negatif dapat diminimalisir dan masyarakat bisa mendapatkan manfaat dari pemulihan tersebut. Inisiatif untuk mengembalikan kondisi lingkungan ke arah yang lebih baik menjadi tantangan serta tanggung jawab yang harus dipikul oleh pemerintah daerah. Dalam konteks debat, diskusi tentang komitmen perusahaan tambang seperti PT KPC dan Indominco untuk bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan juga sangat krusial. Seharusnya, calon kepala daerah tidak hanya mempertimbangkan aspek ekonomi dari keberadaan perusahaan-perusahaan ini, tetapi juga mengawasi bagaimana mereka berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan lingkungan. Implementasi regulasi yang ketat dan jelas terhadap perusahaan tambang harus dibahas dengan serius dalam debat tersebut, agar kedepan bisa tercipta ekosistem yang harmoni antara industri dan masyarakat. Dari sisi demokrasi, melibatkan masyarakat dalam setiap diskusi dan keputusan penting mengenai pertambangan adalah langkah yang sangat baik. Pendekatan partisipatif semacam ini memungkinkan suara masyarakat untuk didengar dan dipertimbangkan oleh para calon pemimpin. Jika masyarakat merasa terlibat dalam proses pengambilan keputusan, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan publik terhadap pemerintah. Adanya refleksi terhadap masalah pasca-pertambangan dalam debat ini juga menandakan bahwa isu keberlanjutan semakin mendapat tempat penting dalam agenda politik. Kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup di tengah laju pembangunan ekonomi harus terus dipupuk. Harapannya, para calon dalam pemilu ini mampu memberikan janji-janji yang realistis dan dapat direalisasikan, serta kelanjutan program-program pro-lingkungan pasca-pertambangan dan dampak sosialnya. Secara keseluruhan, debat ini menjadi momen penting bagi calon pemimpin untuk menunjukkan kapabilitas mereka dalam menangani isu-isu yang kompleks dan kaya dengan kepentingan. Masyarakat berhak mengetahui visi dan misi yang jelas tentang bagaimana mereka akan menangani masalah pertambangan dan keberlanjutan. Melalui pendekatan yang berbasis data dan partisipasi masyarakat, diharapkan upaya pemulihan lingkungan dan kesejahteraan sosial dapat terwujud secara optimal.