'Jadi yang diganti itu lembar payungnya yang sudah koyak, akibat ditiup angin. Selain itu, memang faktor usia juga makanya diganti,' jelasnya. Berita tentang renovasi Lembar Payung dan lantai Marmer Masjid Raya Baiturrahman merupakan salah satu langkah positif dalam menjaga warisan budaya dan keagamaan yang penting di Indonesia. Masjid Raya Baiturrahman bukan hanya sekadar tempat ibadah, tetapi juga simbol identitas dan sejarah bagi masyarakat Aceh. Renovasi yang dilakukan tentu saja bertujuan untuk meningkatkan keindahan dan kenyamanan, terutama dalam menyambut pengunjung yang datang untuk beribadah maupun berwisata. Salah satu aspek menarik dari berita ini adalah keterlibatan pengunjung dalam evaluasi hasil renovasi. Dengan mengajak masyarakat untuk berpartisipasi, proses ini tidak hanya menjadikan mereka sebagai penonton, tetapi juga sebagai bagian dari pemeliharaan dan pelestarian masjid. Ini bisa mendorong rasa memiliki terhadap tempat ibadah yang begitu bersejarah tersebut. Ketika pengunjung merasa memiliki andil dalam perbaikan, mereka akan lebih menjaga dan merawat tempat tersebut. Namun, di sisi lain, penting juga untuk mempertimbangkan bagaimana proses renovasi tersebut dilakukan. Apakah ada penilaian yang cukup terhadap aspek-aspek arsitektur dan nilai historis dari masjid itu sendiri? Renovasi yang kurang memperhatikan nilai-nilai tersebut bisa mengakibatkan hilangnya ciri khas atau keaslian dari bangunan bersejarah. Oleh karena itu, keterlibatan arsitek dan ahli warisan budaya sangat diperlukan dalam tahapan perencanaan dan pelaksanaan renovasi. Tidak kalah penting, proses renovasi juga bisa menjadi momentum untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pelestarian warisan budaya, khususnya untuk generasi muda. Melalui kegiatan ini, masyarakat dapat belajar tentang sejarah masjid, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, serta pentingnya menjaga infrastruktur keagamaan yang telah ada selama berabad-abad. Edukasi semacam ini akan memperkuat ketertarikan dan kecintaan masyarakat terhadap budaya dan sejarah lokal. Dengan demikian, renovasi Lembar Payung dan lantai Marmer Masjid Raya Baiturrahman tidak hanya menjadi sekadar kegiatan fisik semata, tetapi juga merupakan upaya untuk membangkitkan semangat kolektif masyarakat dalam menjaga dan melestarikan warisan budaya. Keterlibatan pengunjung dalam evaluasi hasil renovasi dan partisipasi masyarakat dalam proses tersebut menjadi sangat sentral dalam menciptakan rasa memiliki yang lebih mendalam dan menguatkan identitas budaya lokal. Ini adalah langkah yang patut diapresiasi dan terus dikembangkan ke depannya.