The 2nd Rebana Expo di Kuningan mengumpulkan 100 perencana kota internasional untuk merumuskan strategi pengelolaan aglomerasi perkotaan yang ideal. Berita mengenai pertemuan 100 perencana kota dunia di kawasan Rebana, khususnya di kaki Ciremai, mencerminkan perhatian global terhadap isu-isu perencanaan kota yang berkelanjutan dan berorientasi pada masyarakat. Kawasan Rebana, yang terletak di antara beberapa kota besar, memiliki potensi luar biasa sebagai kawasan yang dapat mengintegrasikan berbagai elemen pembangunan, dari ekonomi, sosial, hingga lingkungan. Pertemuan ini menunjukkan bahwa perencana kota dari berbagai belahan dunia mengakui pentingnya kawasan tersebut dan bersedia berkolaborasi untuk merancang solusi yang inovatif dan efektif. Salah satu poin penting yang dapat diambil dari pertemuan ini adalah komitmen untuk memahami dinamika lokal. Setiap kota dan kawasan memiliki karakteristik dan tantangan unik yang harus diperhatikan dalam perencanaan. Melibatkan para ahli dari berbagai latar belakang dapat memperkaya perspektif dan solusi yang ditawarkan. Dengan dukungan dari pengalaman internasional, diharapkan bahwa perencanaan kawasan Rebana tidak hanya mengandalkan pendekatan konvensional tetapi juga bisa mengadopsi praktik terbaik yang telah terbukti berhasil di tempat lain. Di sisi lain, pertemuan ini juga mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh banyak kawasan di dunia, termasuk Rebana, yang harus berjuang dengan pertumbuhan populasi, urbanisasi cepat, dan perubahan iklim. Dengan mengumpulkan perencana kota, ada harapan untuk menghasilkan ide-ide yang tidak hanya kreatif tetapi juga pragmatis dalam menghadapi tantangan tersebut. Misalnya, diskusi mengenai pembangunan infrastruktur yang ramah lingkungan, pengelolaan ruang publik yang inklusif, serta cara-cara untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat menjadi sangat relevan. Selain itu, kolaborasi internasional semacam ini bisa membuka peluang untuk investasi dan pengembangan teknologi baru yang dapat diterapkan di kawasan Rebana. Dengan menarik perhatian global, kawasan tersebut bisa menjadi magnet bagi investor, pendatang baru, dan para profesional, yang semuanya akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi lokal. Hal ini juga dapat menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan kualitas pendidikan serta keterampilan di masyarakat sekitar, sehingga menghasilkan siklus positif bagi pertumbuhan jangka panjang kawasan tersebut. Namun, penting agar hasil dari pertemuan ini tidak hanya tinggal dalam bentuk rekomendasi atau laporan, tetapi juga diimplementasikan dengan baik oleh pihak-pihak terkait. Keterlibatan pemerintah daerah, masyarakat, dan sektor swasta sangat krusial dalam memastikan keberhasilan setiap rencana yang dituangkan. Sangat disayangkan jika ide-ide cemerlang yang dihasilkan dalam forum-forum semacam ini tidak diikuti dengan aksi nyata untuk merealisasikannya. Secara keseluruhan, pertemuan 100 perencana kota dunia di kawasan Rebana menjadi momen yang sangat signifikan. Ini menandakan bahwa ada kesadaran yang meningkat akan pentingnya perencanaan kota yang berbasis pada kolaborasi, inovasi, dan keberlanjutan. Jika dijalankan dengan baik, inisiatif ini berpotensi membawa perubahan positif tidak hanya bagi kawasan Rebana, tetapi juga sebagai contoh bagi daerah lainnya di Indonesia dan di seluruh dunia. Diharapkan, visi yang dihasilkan dapat mewujudkan kawasan yang tidak hanya berkembang secara ekonomi, tetapi juga berkelanjutan dan inklusif bagi semua lapisan masyarakat.