Hektaran Kebun di Kaki Lewotobi Hangus, Mahasiswa Terancam Putus Kuliah

21 November, 2024
4


Loading...
Erupsi Gunung Lewotobi di Flores Timur menghancurkan perkebunan kelapa dan kakao, mengubah nasib mahasiswa penyintas bencana.
Berita tentang kebun yang hangus di kaki Lewotobi merupakan sebuah tragedi yang tidak hanya berdampak pada lingkungan, tetapi juga berimplikasi serius terhadap kehidupan masyarakat, khususnya mahasiswa yang mengandalkan kebun tersebut sebagai sumber ekonomi. Kebakaran lahan pertanian atau kebun sangat sering terjadi, dan ketika hal ini terjadi, dampaknya bisa multidimensional, mulai dari hilangnya sumber penghidupan hingga menyusutnya perekonomian lokal. Bagi mahasiswa yang terancam putus kuliah akibat kebakaran tersebut, situasi ini sangat memprihatinkan. Mereka mungkin mengandalkan hasil panen dari kebun untuk membiayai pendidikan mereka. Ketidakpastian finansial dapat mempengaruhi semangat belajar dan kinerja akademis mereka. Selain itu, dapat muncul perasaan putus asa dan stres yang berkepanjangan, yang tentunya tidak ideal bagi perkembangan mental dan emosional mahasiswa. Dalam konteks pendidikan, semua pihak diharapkan dapat bersinergi untuk mencari solusi, seperti program bantuan atau beasiswa yang dirancang khusus untuk membantu mereka yang terkena dampak bencana. Dari sisi lingkungan, kebakaran kebun di kaki Lewotobi juga mencerminkan masalah yang lebih besar, seperti perubahan iklim, pengelolaan hutan yang buruk, dan ketidakpedulian terhadap menjaga ekosistem. Kebakaran lahan tidak hanya mengakibatkan kerusakan terhadap flora dan fauna, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan emisi karbon dioksida. Hal ini seharusnya mendorong pemerintah dan masyarakat untuk berkolaborasi dalam menerapkan praktik pertanian berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik. Langkah-langkah pemulihan dan rehabilitasi sangat penting setelah terjadi kebakaran. Komunitas setempat, pemerintah, dan organisasi non-pemerintah dapat bersatu untuk memberikan dukungan kepada para korban. Melakukan program reboisasi, memberikan pelatihan keterampilan baru, atau kesempatan kerja sementara adalah beberapa cara yang bisa dipertimbangkan. Hal ini tidak hanya membantu mereka yang terkena dampak agar bisa bangkit kembali tetapi juga memperkuat ketahanan masyarakat terhadap bencana di masa depan. Dalam jangka panjang, permasalahan ini juga menunjukkan perlunya kesadaran akan dampak dari perubahan iklim dan perlunya kebijakan yang lebih baik dalam pengelolaan sumber daya alam. Pendidikan dan literasi lingkungan harus menjadi prioritas, sehingga masyarakat dapat lebih memahami cara menjaga ekosistem dan memitigasi risiko kebakaran di masa depan. Kolaborasi antara lembaga pendidikan, pemerintah, dan masyarakat adalah kunci untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. Akhirnya, berbicara tentang keadilan sosial, penting bagi semua pihak untuk memastikan bahwa tidak ada seorang pun harus terpinggirkan akibat bencana yang mereka tidak sebabkan sendiri. Program-program pemulihan harus inklusif dan memastikan bahwa semua kelompok masyarakat, termasuk mahasiswa, mendapatkan akses terhadap bantuan dan sumber daya yang mereka butuhkan untuk melanjutkan pendidikan dan kehidupan mereka. Kebangkitkan semangat solidaritas dan empati dalam situasi semacam ini sangat dibutuhkan, agar kita semua bisa saling membantu melewati masa sulit.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment