Mahasiswa Minta Foto Perempuan Telanjang, PSG Unej: Pelaku Perlu Cek Kesehatan Mental

21 November, 2024
5


Loading...
Pusat Studi Gender Universitas Jember menilai mahasiswa Fisip pelaku pelecehan seksual minta foto perempuan telanjang harus dicek kesehatan mentalnya.
Saya akan memberikan tanggapan mengenai berita tersebut, mengingat pentingnya isu yang diangkat dan dampaknya terhadap masyarakat. Kasus yang melibatkan mahasiswa meminta foto perempuan telanjang menunjukkan bahwa masalah kesehatan mental dan perilaku menyimpang di kalangan mahasiswa perlu mendapat perhatian serius. Tindakan ini tidak hanya merugikan korbannya, tetapi juga mencerminkan kondisi pendidikan dan nilai-nilai yang diinternalisasi di lingkungan kampus. Permintaan seperti ini mencerminkan pandangan yang merendahkan terhadap perempuan dan menunjukkan kurangnya empati serta kesadaran akan batasan pribadi. Pernyataan dari PSG (Pusat Kesehatan Gigi dan Kesehatan Mental) Unej yang menyarankan pelaku untuk menjalani cek kesehatan mental adalah langkah yang patut diapresiasi. Ini menunjukkan bahwa pihak universitas berusaha untuk memahami latar belakang perilaku tersebut dan mengidentifikasinya sebagai masalah yang mungkin berasal dari kondisi psikologis, bukan sekadar perilaku yang tidak terpuji. Mengatasi akar masalah ini sangat penting agar tindakan serupa tidak terulang di masa depan. Namun, penting juga untuk menekankan bahwa cek kesehatan mental harus diimbangi dengan aspek edukatif dan pembuatan kebijakan yang lebih ketat di lingkungan akademis. Kampus seharusnya menjadi tempat di mana nilai-nilai etika dan moral diajarkan dan dipraktikkan. Oleh karena itu, program pendidikan mengenai hak asasi manusia, gender, dan perilaku etis harus menjadi bagian integral dari kurikulum kampus. Lebih jauh lagi, kasus ini juga menyoroti perlunya adanya dukungan bagi korban. Masyarakat perlu diberi pemahaman yang lebih baik tentang pentingnya melindungi hak-hak individu, terutama di media sosial dan platform digital lainnya. Korban harus merasa aman untuk melaporkan tindakan yang merugikan tanpa takut akan stigma atau kembali disalahkan. Ke depan, penting bagi pihak kampus untuk mengadakan dialog terbuka mengenai isu ini. Forum diskusi, seminar, dan workshop mengenai penghormatan terhadap perempuan dan hak asasi harus secara rutin dilaksanakan. Ini bertujuan bukan hanya untuk menangani insiden seperti ini, tetapi juga untuk mencegah munculnya tindakan serupa di kalangan mahasiswa. Akhirnya, kasus ini harus dilihat sebagai pengingat bagi kita semua bahwa tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat bagi setiap individu tidak hanya terletak pada pihak kampus, tetapi juga pada setiap anggota masyarakat. Kesadaran bersama tentang hak dan batasan serta perilaku etis perlu digalakkan untuk menciptakan perubahan yang berkelanjutan.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment