Berdasarkan laporan yang diterima Kemendagri, terdapat sekitar 13.782 pemilih yang terdampak bencana. Berita mengenai dampak bencana erupsi Lewotobi terhadap pemilih di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencerminkan tantangan yang kompleks dalam pelaksanaan demokrasi di tengah situasi darurat. Ketika bencana alam terjadi, seringkali yang paling terdampak adalah masyarakat yang memiliki hak untuk memberikan suara mereka dalam pemilihan umum. Dalam hal ini, sebanyak 13 ribu pemilih yang terpengaruh menunjukkan bahwa aspek keberlanjutan pemilu harus menjadi perhatian utama, terlebih dalam konteks keadilan sosial. Penting untuk dicatat bahwa Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) berperan sentral dalam menangani isu ini. Penegasan mereka menunjukkan komitmen untuk memastikan bahwa hak suara setiap warga negara dilindungi meskipun terjadi bencana alam. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah dengan menyediakan akses dan fasilitas bagi pemilih yang terdampak, seperti pemindahan lokasi pemungutan suara atau jadwal pemilu yang dapat disesuaikan. Adaptasi seperti ini perlu diusulkan agar masyarakat yang terkena dampak bencana tetap bisa berpartisipasi dalam proses demokrasi. Selain itu, peristiwa ini juga mengingatkan kita akan pentingnya kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam, terutama di daerah yang rawan bencana seperti NTT. Pendidikan dan penyuluhan mengenai keselamatan serta pengelolaan bencana hendaknya menjadi bagian dari program pemerintah untuk meningkatkan ketahanan masyarakat. Dalam konteks pemilu, penting untuk memiliki rencana kontinjensi yang jelas, agar proses demokrasi tetap bisa berlangsung dengan baik meskipun dalam situasi yang sulit. Dari sisi masyarakat, respon terhadap bencana juga perlu menjadi perhatian. Masyarakat perlu didorong untuk saling mendukung dan membangun solidaritas di tengah kesulitan. Komunitas lokal bisa berperan aktif dalam membantu satu sama lain, serta membangun narasi positif yang dapat memperkuat semangat untuk tetap berpartisipasi dalam pemilu. Hal ini akan memberikan pesan bahwa meskipun bencana datang, hak dan kewajiban sebagai warga negara tetap harus dijalankan. Secara keseluruhan, situasi yang dihadapi oleh pemilih di NTT merupakan pengingat akan kegentingan dan kerentanan masyarakat di saat bencana. Tanggapan pemerintah yang cepat dan tepat sangat penting untuk meminimalkan dampak negatif pada proses pemilu. Harapannya, dengan adanya langkah-langkah yang proaktif dan terkoordinasi, masyarakat tetap bisa mengekspresikan hak pilih mereka dalam kondisi yang aman dan nyaman. Ini merupakan bagian dari upaya untuk menjaga demokrasi yang sehat di Indonesia, meskipun dalam situasi yang menantang.