Loading...
Mary Jane Veloso, terpidana mati kasus narkoba, akan dipulangkan ke Filipina setelah menjalani hukuman 15 tahun. Ini potret aktivitasnya di dalam bui.
Berita mengenai aktivitas terkini Mary Jane di Lapas Jogja, yang meliputi pemasangan pohon Natal dan membatik, menunjukkan sisi lain dari kehidupan seorang narapidana. Aktivitas tersebut tidak hanya menggambarkan bagaimana seorang individu beradaptasi dengan lingkungan penjara, tetapi juga mencerminkan pentingnya kegiatan kreatif dalam rehabilitasi. Kegiatan seperti membatik dan mendekorasi pohon Natal dapat memberikan dorongan psikologis yang signifikan bagi narapidana, membantu mereka merasa lebih terhubung dengan dunia luar dan memperkuat nilai-nilai kebudayaan serta spiritual yang mungkin telah mereka lupakan.
Pemasangan pohon Natal dapat diartikan sebagai bentuk ekspresi dari rasa kebersamaan dan harapan. Momen-momen seperti perayaan Natal di dalam penjara bisa menjadi waktu refleksi bagi para narapidana, mengingatkan mereka akan arti keluarga, kasih sayang, dan penyesalan atas kesalahan yang telah dilakukan. Dalam konteks ini, Mary Jane dan rekan-rekannya dapat mengalihkan fokus dari kesedihan dan ketidakpastian yang sering kali menyertai kehidupan di dalam penjara ke arah yang lebih positif, yaitu menciptakan sesuatu yang indah dan bermakna.
Di sisi lain, kegiatan membatik juga memiliki makna yang mendalam. Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang kaya, dan dengan membatik, narapidana tidak hanya belajar keterampilan baru tetapi juga menghubungkan diri mereka dengan identitas budaya. Ini penting untuk rehabilitasi, karena membantu mereka menemukan kembali rasa percaya diri dan memberikan rasa pencapaian. Selain itu, membatik bisa menjadi proses meditatif yang membantu meringankan stres dan memfasilitasi rasa ketenangan batin di tengah kehidupan yang sulit di dalam Lapas.
Namun, berita ini juga menyoroti tantangan yang ada dalam sistem peradilan dan pemasyarakatan. Meskipun aktivisme positif Mary Jane di Lapas Jogja patut dihargai, kita tidak bisa mengabaikan realitas bahwa banyak narapidana lainnya mungkin tidak mendapatkan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang mengangkat semangat dan kreativitas mereka. Oleh karena itu, penting untuk mendorong lebih banyak program rehabilitasi yang inklusif dan kreatif di dalam semua lapas, sehingga lebih banyak narapidana dapat merasakan manfaat dari kegiatan seperti ini.
Secara keseluruhan, aktivitas Mary Jane di Lapas Jogja mencerminkan harapan dan kemampuan manusia untuk beradaptasi, meskipun dalam situasi yang sulit. Ini adalah pengingat bahwa di dalam setiap diri manusia, bahkan dalam keadaan yang paling tertekan sekalipun, ada potensi untuk tumbuh, belajar, dan menciptakan perubahan positif. Berita seperti ini sepatutnya menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk memberikan dukungan dan pemahaman yang lebih besar terhadap proses rehabilitasi narapidana, agar mereka dapat kembali ke masyarakat sebagai individu yang lebih baik dan produktif.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment