Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Malang, Dito Arif Nurakhmadi, menilai potensi retribusi parkir bisa ditingkatkan pada 2025. Berita mengenai potensi parkir di Kota Malang yang harus dimaksimalkan pada tahun 2025 merupakan sebuah langkah strategis yang perlu mendapat perhatian serius. Dengan pertumbuhan jumlah kendaraan dan peningkatan aktivitas ekonomi serta pariwisata di kota tersebut, isu parkir menjadi semakin krusial. Memaksimalkan potensi parkir berarti bukan hanya mengatasi masalah parkir itu sendiri, tetapi juga menyangkut perencanaan tata ruang kota, aksesibilitas, serta kenyamanan bagi warga dan pengunjung. Kota Malang merupakan salah satu kota yang menarik perhatian banyak orang, baik untuk tinggal maupun berwisata. Namun, peningkatan jumlah kendaraan yang tidak diimbangi dengan pengelolaan parkir yang baik dapat menyebabkan kemacetan serta masalah lingkungan. Oleh karena itu, adanya rencana untuk mengoptimalkan potensi parkir pada tahun 2025 menjadi sangat relevan. Hal ini bisa dilakukan melalui peningkatan infrastruktur parkir, baik secara vertikal maupun horizontal, serta penerapan sistem manajemen parkir yang efektif. Di samping itu, pendekatan berbasis teknologi akan sangat membantu dalam pengelolaan parkir. Misalnya, penerapan sistem parkir pintar yang memudahkan pengguna untuk menemukan ruang parkir yang tersedia, dan juga memungkinkan pembayaran secara digital. Sebuah sistem yang efisien tidak hanya akan mengurangi waktu pencarian parkir, tetapi juga dapat mengurangi emisi kendaraan yang berputar-putar mencari tempat parkir. Selain itu, kolaborasi antara pemerintah daerah, sektor swasta, dan masyarakat juga sangat penting. Upaya untuk memaksimalkan potensi parkir tidak bisa dilakukan secara sepihak. Dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemilik lahan, pengusaha, dan komunitas lokal, akan ada lebih banyak ide kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah parkir. Selain itu, sosialisasi dan edukasi mengenai tata cara parkir yang baik juga penting untuk mendorong kesadaran masyarakat akan aturan dan etika parkir yang benar. Namun, perlu diingat bahwa pengoptimalan parkir bukanlah satu-satunya solusi untuk masalah transportasi di Kota Malang. Kebijakan transportasi umum yang lebih baik dan efisien harus juga menjadi bagian dari rencana jangka panjang kota. Menciptakan ruang yang ramah pejalan kaki dan penyediaan sarana transportasi umum yang terintegrasi akan mengurangi ketergantungan pada kendaraan pribadi, dan secara signifikan dapat mengurangi masalah parkir di masa mendatang. Secara keseluruhan, berita tentang potensi parkir Kota Malang yang harus dimaksimalkan pada 2025 adalah sinyal bahwa kota ini sedang bergerak menuju pengelolaan yang lebih baik dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat dan pemikiran yang holistik, diharapkan Kota Malang dapat menjadi contoh kota yang tidak hanya nyaman untuk ditinggali, tetapi juga menarik bagi para wisatawan. Tentu saja, keberhasilan dari rencana ini sangat bergantung pada komitmen semua pihak yang terlibat.