Loading...
Ketiga peserta debat terbuka kedua Pilkada HSU sepakat tak seyjui perusahaan sawit masuk Kabupaten Hulu Sungai Tengah, ini alasannya
Berita tentang debat Pilkada HSU 2024 yang menunjukkan ketiga pasangan calon (paslon) kompak menolak masuknya perusahaan kelapa sawit ke daerah tersebut mencerminkan sebuah sikap kolektif yang menarik dari para calon pemimpin. Penolakan ini tidak hanya berbicara tentang kebijakan ekonomi, tetapi juga terkait dengan isu-isu sosial dan lingkungan yang semakin menjadi perhatian publik. Kemauan untuk melindungi keberlangsungan lingkungan hidup serta kearifan lokal adalah langkah yang patut diapresiasi, terutama di tengah pesatnya eksploitasi sumber daya alam yang sering kali mengabaikan aspek-aspek tersebut.
Satu sisi positif dari kesepakatan ini adalah bahwa para paslon menunjukkan kepedulian terhadap dampak negatif yang seringkali ditimbulkan oleh industri kelapa sawit. Praktik pengolahan lahan untuk perkebunan kelapa sawit sering kali melibatkan deforestasi, yang dapat merusak ekosistem, mengurangi keanekaragaman hayati, dan berkontribusi pada perubahan iklim. Penolakan terhadap perusahaan kelapa sawit juga bisa menjadi sinyal bahwa para calon pemimpin ini lebih memilih untuk mengeksplorasi model pembangunan yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan untuk HSU.
Namun, tantangan bagi ketiga paslon tentu tidak kecil. Dalam konteks pembangunan ekonomi, perusahaan kelapa sawit sering kali dipandang sebagai sumber potensial pendapatan bagi daerah. Mereka memberikan lapangan kerja dan dapat meningkatkan perekonomian lokal. Oleh karena itu, para calon harus mampu mengkomunikasikan dengan jelas dan efektif alternatif yang mereka tawarkan. Apa yang akan mereka lakukan untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan tanpa merusak lingkungan?
Alternatif yang lebih ramah lingkungan, seperti pengembangan pertanian organik, ekowisata, atau industri berbasis sumber daya lokal, bisa dimasukkan dalam program kerja mereka. Ini bisa menjadi peluang untuk menarik investasi yang lebih berkelanjutan dan tidak merusak, yang akan menjadikan HSU sebagai daerah yang tidak hanya kaya akan sumber daya alam tetapi juga sebagai contoh dalam menjaga kelestarian lingkungan.
Terlebih lagi, posisi ini bisa menjadi landasan untuk membangun dialog dengan masyarakat tentang pentingnya keberlanjutan dan perlunya menjaga hutan dan lahan yang ada. Kegiatan edukasi dan peningkatan kesadaran masyarakat bisa menjadi bagian integral dari kampanye mereka. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses pengambilan keputusan yang berkaitan dengan pengelolaan sumber daya alam, calon pemimpin dapat menciptakan rasa memiliki dan tanggung jawab bersama dalam menjaga lingkungan.
Akhirnya, komitmen tegas yang ditunjukkan oleh ketiga paslon dalam debat ini bisa menjadi indikator perubahan yang lebih besar dalam cara pandang dan pengelolaan sumber daya alam di daerah. Jika mereka mampu mewujudkan visi tersebut dalam implementasi kebijakan nyata setelah terpilih, maka HSU bisa menjadi contoh bagi daerah lain dalam melaksanakan pembangunan yang berkelanjutan dan bersinergi dengan perlindungan lingkungan. Ini adalah tantangan besar, namun juga kesempatan emas untuk menciptakan perubahan yang positif bagi HSU di masa depan.
Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love
Care
Haha
Wow
Sad
Angry
Comment